"Kalau dari sisi Kakap, panjangnya akan mencapai 200 meter, begitu juga dari sisi Alimudin. Estimasi selesainya kalau menurut kontraktor tembusnya itu di Oktober. Kalau rampung semua di Oktober untuk tembusnya utama ini," tuturnya.
Desy menegaskan bahwa analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) untuk proyek ini telah selesai dan tidak ada kendala berarti dari segi dampak lingkungan dan sosial, terutama di sisi Kakap dan Alimudin.
"Untuk Amdalnya sudah selesai, posisi di DLH itu proses sudah selesai. Untuk dampak lingkungan dan dampak sosialnya kalau di sisi Kakap sudah selesai, kalau di sisi Alimudin juga sudah selesai," terang Desy.
Terkait dengan akses dan arus lalu lintas di sekitar proyek, ia menjelaskan bahwa saat ini belum ada keputusan final apakah jalan di depan Rumah Sakit akan dijadikan satu arah atau dua arah setelah terowongan selesai dibangun.
"Terkait dengan beberapa arus yang bisa melewati terowongan, dari perencanaan awal itu cuma bisa satu jalur. Untuk lalu lintas di depan rumah sakit nanti kita bahas setelah proses pembangunan ini selesai. Apakah nanti di depan rumah sakit satu arah atau dua arah, itu prosesnya b apakah pekerjaannya terowongan ini dulu," ujarnya.
Desy juga menyampaikan bahwa proyek terowongan ini sempat mengalami hambatan akibat keterlambatan pembebasan lahan di sisi Kakap. Namun, pihaknya optimistis proyek ini dapat selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
"Kalau menurut pelaksana, schedule terhambat karena sisi Kakap kan terlambat pembebasan lahannya," pungkasnya.
(tim redaksi)