Selain perihal kehadirannya dalam acara refleksi akhir tahun 2023 itu sebagai rekanan Pemkot Samarinda. Kepada awak media, Afif juga menjelaskan pada saat itu dia bukan satu-satunya anggota legislatif yang hadir.
“Yang hadir ada Pak Haji Rudi (Anggota Komisi II DPRD Samarinda) juga sebagai anggota dewan,” timpalnya.
Secara khusus, Afif tidak mengetahui pasti kenapa dirinya yang dipanggil untuk naik ke podium kala itu. Namun yang jelas, saat itu dia hadir dan dipanggil sebagai legislatif rekanan Pemkot Samarinda. Dan tidak ada hubungannya secara personal.
“Seperti yang kita tahu kalau beliau (Wali Kota Andi Harun) selalu suka melakukan candaan. Kemudian isi materi juga lebih ditujukan agar setiap RT tidak menerima serangan fajar dari para caleg. Jadi konteksnya lebih ke arah Pemilu Damai,” tegasnya.
Tak hanya perihal kehadiran, Afif juga menjelaskan tentang isu kalau setiap Ketua RT diminta mengumpulkan 50 suara guna memenangkannya di kursi parlemen Kaltim. Hal itu dinilai sangat tak masuk akal. Selain persoalan biaya yang mencapai puluhan miliar, dengan asumsi satu suara Rp 300 ribu.
“Kalau memang 50 suara setiap RT, ya buat apa saya turun ke sana kemarin. Mending saya leha-leha aja di rumah. Kan sudah pasti terpilih 50 suara satu TPS, luar biasa itu, tandasnya.