POJOKNEGERI.COM - Ketua DPP PDI-P Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berpendapat tidak akan terjadi pembelahan atau perpecahan jika dirinya melakukan rematch dengan Anies Baswedan pada Pemilihan Kepala Daerah Jakarta 2024.
Ahok merupakan rival Anies Baswedan dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu.
Ahok menegaskan dirinya tidak khawatir akan terjadi pembelahan seperti tahun 2017 jika ia melakukan rematch dengan Anies, Ahok menyebut tidak akan terjadi hal tersebut.
“Dulu juga pembelahan penyebabnya siapa. Ini bukan persoalan karena takut (terus) kita lari. Kita ini harus kasih edukasi pada masyarakat. Nggak akan terjadi pembelahan kok. Kalau dibilang pembelahan, saya nggak maju juga ada pembelahan,” ucap Ahok.
Ia kemudian meyitir satu teori yang menyatakan bahwa jika membiarkan primordialisme dan SARA masuk dalam politik maka saat berkuasa pun tidak bisa menarik kembali adanya primordialisme tersebut.
Ahok kemudian menganalogikan hal itu dengan Covid-19.
Menurutnya, vaksin Covid-19 dibuat dari virus yang sama, lalu dimasukkan ke dalam tubuh.
“Saya kira kita untuk menyembuhkan ini, sebetulnya kalau Tuhan izinkan, menarik (rematch). Bukan masalah menang atau kalahnya tapi untuk melihat,” terangnya.
Ia menceritakan saat dirinya maju di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu, yang diwarnai dengan sejumlah aksi unjuk rasa.
“Waktu 2017 kan ada koalisi partai kan, bahkan presiden sudah sampaikan ini bahaya kalau diteruskan, bisa ribut, demo nih, lebih baik mundur. Partai yang koalisi juga mau mundur nih,” tuturnya.
“Tapi ibu (Megawati Soekarnoputri) mengatakan ‘Nggak bisa, ini bagian dari mengedukasi’. Kita kalau mau menyelesaikan masalah bangsa ini, yang keberagaman ini bukan kabur gitu lho, kita mesti tes,” sambung Ahok.
Oleh sebab itu, ia mengaku akan lebih menarik jika bisa melakukan rematch dengan Anies, untuk mengukur sampai sejauh mana bangsa ini mampu menerapkan bhineka Tunggal ika. (*)