Tragedi di Sungai Karang Mumus, Remaja Hilang Terseret Arus Deras Saat Berenang
POJOKNEGERI.COM – Seorang remaja di Samarinda bernama Muhammad Fajar (18) dilaporkan hilang terseret arus deras saat berenang bersama temannya di Sungai Karang Mumus (SKM), kawasan Jalan Kesehatan Dalam, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda pada Kamis (23/10/2025).
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 Wita. Menurut keterangan saksi sekaligus rekan korban, Ahmad Faudzi (19), mereka awalnya hanya berniat mandi di tepian sungai yang terlihat tenang dari permukaan. Namun, niat bersantai itu berubah jadi tragedi.
Aktivitas ini cukup umum dilakukan oleh warga sekitar, terutama anak muda yang menjadikan sungai sebagai tempat rekreasi alami. Namun, tanpa disadari, arus sungai mulai meningkat dan menjadi sangat deras.
“Kami cuma berniat mandi di pinggir, tapi Fajar nyebur ke tengah. Dia loncat dari belakang kamar mandi rumah warga. Begitu masuk air, langsung tenggelam,” ujar Faudzi.
Awalnya, Faudzi mengira Fajar hanya menyelam sebentar. Tapi setelah beberapa menit, temannya itu tak kunjung muncul ke permukaan. Ia berulang kali memanggil nama Fajar, namun tak ada sahutan. Panik, Faudzi segera berlari ke darat dan berteriak minta tolong kepada warga sekitar.
Beberapa warga yang mendengar teriakannya langsung berdatangan dan turun ke sungai dengan alat seadanya. Ada yang menggunakan bambu panjang, ada pula yang menyelam dengan senter kepala. Sementara sebagian lainnya segera menghubungi tim relawan dan kepolisian untuk meminta bantuan pencarian.
Saksi lain, Nur Sabrina, yang juga sempat melihat kejadian itu, mengaku saat ia hendak terjun kembali ke air, korban sudah tak terlihat.
“Pas mau kedua kali terjun, sudah ramai. Ada yang bilang ada orang tenggelam. Saya langsung takut, ternyata benar Fajar,” kata Sabrina.
Tak lama berselang, tim relawan dan petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Samarinda tiba di lokasi. Mereka segera melakukan penyisiran di sepanjang aliran SKM menggunakan perahu karet.
Mulyadi, salah satu relawan yang ikut dalam operasi pencarian, mengatakan bahwa kondisi arus sungai yang deras menjadi kendala utama dalam proses pencarian korban
“Airnya keruh dan arusnya kuat sekali. Kami harus hati-hati, jangan sampai tim pencari ikut terseret. Tapi pencarian tetap kami upayakan semaksimal mungkin,” ujarnya.
Hingga malam hari, tim SAR gabungan yang terdiri dari relawan, polisi, dan Basarnas terus berupaya menelusuri aliran sungai hingga ke wilayah hilir. Pencarian dilakukan menggunakan penerangan seadanya sambil memantau pergerakan air yang semakin deras menjelang malam.
Koordinator Pos SAR Samarinda, Mardi Sianturi, menjelaskan bahwa tim menerima laporan resmi dari keluarga korban sekitar pukul 17.00 Wita. Setelah itu, tim langsung bergerak cepat ke lokasi kejadian.
“Kami dapat laporan bahwa korban bermain di sungai bersama temannya dan diduga kelelahan hingga terseret arus. Kondisi air saat ini tidak memungkinkan untuk penyelaman malam hari,” jelas Mardi.
Menurutnya, pencarian dihentikan sementara lantaran situasi gelap dan derasnya arus dapat membahayakan keselamatan petugas. Tim kemudian memutuskan untuk siaga di lokasi dan melanjutkan operasi pada Jumat (24/10/2025) pagi.
“Kami tetap siaga di tepi sungai untuk memantau kemungkinan korban muncul di permukaan. Pagi besok, pencarian akan dilanjutkan dengan perahu dan penyelaman,” tambahnya.
Sementara itu, pihak Polsek Sungai Pinang telah melakukan pendataan dan mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas berenang di sungai, terutama saat debit air sedang tinggi.
Kanit Reskrim Polsek Sungai Pinang, Ipda Rizky Tovas, menegaskan bahwa SKM sering kali menipu mata karena permukaannya terlihat tenang padahal arus bawahnya sangat kuat.
“Kami imbau warga, terutama anak muda, agar tidak mandi atau bermain di sungai ketika arus deras. Musim hujan seperti ini, arus bawah bisa sangat berbahaya,” tegasnya.
Di sisi lain, keluarga korban yang datang ke lokasi tampak syok dan hanya bisa berharap agar Fajar segera ditemukan. Beberapa warga masih terlihat membantu pencarian dengan alat seadanya, menyoroti permukaan sungai menggunakan lampu senter dari tepi rumah panggung.
Hingga berita ini diturunkan, Muhammad Fajar masih belum ditemukan. Tim pencari berencana memperluas area penyisiran ke arah hilir Sungai Mahakam dengan menambah perahu dan penyelam tambahan dari Basarnas Samarinda.
(*)