TRIBUNKALTIM.CO - Usai resmi dipolisikan relawan Baranusa pada Senin (4/10/2021) kemarin, Natalius Pigai angkat bicara.
Reaksi tak terduga ditampakkan eks komisioner HAM tersebut di hadapan awak media.
Aktivis asal Papua itu membantah tuduhan bahwa dirinya mengucap rasisme dalam cuitannya yang jadi sorotan di twitter.
Bahkan Natalius Pigai justru menantang balik presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Gubernur Jawa Temgah untuk melaporkan dirinya ke polisi.
Menurut Natalius Pigai cuitannya merupakan bentuk kritik yang ditujukan kepada sosok Jokowi dan Ganjar Pranowo, bukan kepada masyarakat Jawa Tengah.
Dalam wawancara terbaru dengan awak media, Natalius Pigai mengungkapkan pembelaan atas cuitannya di twitter.
Bukan tanpa dasar yang tak jelas, Natalius Pigai yakin betul ungkapannya tak masuk kategori rasisme seperti laporan polisi yang ditujukan kepada dirinya sebagai terlapor.
Natalius Pigai dilaporkan ke Bareskrim Polri atas dugaan ucapan rasisme terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pigai berharap polisi dapat bersikap profesional dan adil dalam menangani laporan terhadap dirinya.
Menurut Pigai, tidak ada yang salah dengan pernyataannya di Twitter yang menyinggung Presiden Jokowi dan Ganjar sebagai orang Jawa Tengah.
"Saya harap kepolisian akan profesional dan adil melihatnya," kata Pigai dikutip dari Kompas.com pada Selasa (5/10/2021).
Pigai menegaskan, dirinya mengkritik Jokowi dan Ganjar dalam kapasitasnya sebagai pejabat negara. Sebagai aktivis, dirinya merasa perlu mengawal tujuan bernegara.
"Saya kritik penguasa atau pejabat negara. Kita sebagai aktivis pengawal tujuan bernegara. Tidak ada yang salah dengan twit saya," ucapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, mengenai Jawa Tengah yang ditulisnya di Twitter tidak merujuk pada suku. Pigai mengatakan, Jawa Tengah yang ia sebut lebih kepada sebuah wilayah administratif.
"Mana rasis? Rasis itu suku. Jawa Tengah itu nama provinsi, wilayah administratif, bukan suku. Yang tinggal di Provinsi Jawa Tengah itu hampir semua suku, termasuk Papua, Bali, Sumatera, sehingga tidak bisa dikatakan suku," ujarnya.
Adapun cuitannya itu diakui Pigai memang diarahkan secara khusus kepada Jokowi dan Ganjar. Karena itu, Pigai menilai langkah Ketua Umum Barisan Relawan Nusantara (Baranusa) yang melaporkan dirinya ke Bareskrim tidak memiliki legal standing.
"Antara frasa Jawa Tengah dan Jokowi itu tidak ada tanda koma. Artinya langsung kepada individu orang bernama Pak Jokowi dan Pak Ganjar," kata dia.
Pigai menyatakan, jika memang Jokowi dan Ganjar merasa dituduh oleh dirinya, mereka bisa membuat laporan polisi sendiri.
Ia pun siap menyampaikan keterangan untuk membuktikan tuduhan itu.