Rashford Bersinar di Barcelona, Flick Minta Lebih

POJOKNEGERI.COM – Barcelona kembali menunjukkan taringnya di LaLiga musim 2025/2026 dengan kemenangan meyakinkan atas Elche.
Dalam laga pekan ke-11 yang digelar di Estadi Olímpic Lluís Companys pada Senin dini hari WIB (3 November 2025), Blaugrana menaklukkan tim tamu dengan skor 3-1.
Salah satu sorotan utama dalam pertandingan ini adalah penampilan impresif Marcus Rashford, yang turut menyumbang satu gol dan memperkuat statusnya sebagai pemain paling produktif di skuad Barcelona musim ini.
Rashford mencetak gol ketiga Barcelona pada menit ke-61, menutup kemenangan setelah dua gol sebelumnya dari rekan setimnya.
Gol tersebut menjadi gol keenam Rashford di semua kompetisi sejak bergabung dengan Barcelona sebagai pemain pinjaman dari Manchester United.
Tak hanya mencetak gol, Rashford juga telah mengoleksi tujuh assist, menjadikannya pemain dengan kontribusi gol terbanyak di tim sejauh ini.
Dengan total 13 kontribusi gol (6 gol dan 7 assist) dalam 14 penampilan, Rashford menunjukkan adaptasi yang cepat dan efektif di bawah asuhan pelatih Hansi Flick. Statistik ini menempatkannya di puncak daftar pemain paling berpengaruh di Barcelona musim ini.
Meski puas dengan performa Rashford, pelatih Hansi Flick menilai sang pemain masih memiliki ruang untuk berkembang.
Dalam wawancara yang dikutip dari ESPN, Flick menyebut Rashford seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol jika lebih efisien dalam memanfaatkan peluang.
“Ketika Anda melihat peluang yang dia punya, satu atau dua gol lagi akan lebih baik, juga untuknya,” ujar Flick.
Namun Flick tetap memberikan pujian atas dedikasi dan kontribusi Rashford, baik di dalam maupun luar lapangan.
“Tentu saja kami boleh senang dengannya. Saya sangat senang dengan Rashford. Dia bisa main di level ini dan saya senang dia menunjukkannya, untuk fans dan klub, dan juga untuk teman-teman setimnya. Dia pemain yang sangat penting,” tambah Flick.
Masa Depan Rashford di Camp Nou?
Penampilan Rashford yang konsisten dan produktif membuka peluang bagi Barcelona untuk mempertimbangkan mempermanenkan statusnya.
Meski masih berstatus pinjaman dari Manchester United, Rashford telah menjadi bagian integral dari strategi Flick, baik dalam serangan balik cepat maupun skema permainan posisional.
Jika performa ini berlanjut, bukan tidak mungkin Rashford akan menjadi bagian dari proyek jangka panjang Barcelona, terutama dalam era transisi pasca-kepergian beberapa pemain senior.
Kiprah Marcus Rashford di Barcelona sejauh ini berjalan mengesankan. Dipinjam dari Manchester United pada musim panas, winger asal Inggris itu langsung beradaptasi di bawah asuhan Hansi Flick.
Dalam 13 laga, ia sudah terlibat dalam 12 gol dan tampil tajam di berbagai ajang.
Performa cemerlang Rashford terlihat jelas saat El Clasico, ketika ia menjadi kreator gol Fermin Lopez, serta saat mencetak dua gol ke gawang Olympiacos di Liga Champions.
Permainannya yang penuh kecepatan dan keyakinan membuatnya kembali ke level terbaik setelah periode suram di Inggris.
Cedera yang menimpa Raphinha juga membuka jalan bagi Rashford untuk menjadi pilihan utama di sisi kiri serangan.
Ia cepat membangun koneksi dengan Ferran Torres dan Lopez, serta menjadi bagian penting dari sistem ofensif fleksibel racikan Flick.
Barcelona Siap Permanenkan, tapi dengan Syarat Berat
Meski ingin mempertahankan Rashford secara permanen, Barcelona menghadapi kendala finansial yang signifikan. Klub sedang berjuang menyeimbangkan neraca keuangan akibat aturan ketat La Liga tentang batas gaji.
Rashford diketahui masih menerima gaji lebih dari 300 ribu pounds per pekan di Manchester United, angka yang jauh melebihi kemampuan Barcelona saat ini.
Karena itu, manajemen Blaugrana menuntut sang pemain untuk menerima pemotongan gaji drastis agar kesepakatan bisa terlaksana.
Menurut laporan media Spanyol, nilai transfer sekitar 30 juta pounds bukan masalah utama bagi Barcelona.
Namun, kesepakatan jangka panjang hanya bisa terjadi jika ia bersedia bekerja sama dalam penyesuaian struktur upahnya. Klub berencana menawarkan kontrak multi-tahun untuk menyebar biaya dan menekan beban finansial.
Perjalanannya menuju kebangkitan ini berawal dari masa sulit di Manchester United.
Setelah berselisih dengan pelatih Ruben Amorim dan dikritik karena performa buruk, ia sempat tersingkir dari tim utama.
Musim sebelumnya, penurunan tajam dari torehan 30 gol menjadi hanya 24 dalam 67 laga memperparah situasinya.
Namun di Barcelona, segalanya berubah. Lingkungan yang stabil, arah taktik yang jelas, dan dukungan penuh dari pelatih membuat Rashford menemukan kembali rasa percaya dirinya. Ia bahkan mengakui bahwa di bawah Flick, ia kembali merasakan “kebebasan dan kejelasan” yang sudah lama hilang.
Kini, masa depannya di Camp Nou akan bergantung pada kesediaannya menyesuaikan tuntutan finansial klub. Bagi Rashford, keputusan itu bukan sekadar soal uang, tapi tentang melanjutkan kisah kebangkitannya di panggung Eropa.
(*)
