Menurutnya, setiap wilayah memiliki karakteristik dan faktor penyebab stunting yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan juga harus disesuaikan dengan kondisi wilayah tersebut.
“Kami masih terkendala dengan rendahnya kunjungan Posyandu. Persentasenya di bawah 50 persen. Padahal, Posyandu itu penting untuk mendeteksi dan mengintervensi anak-anak yang stunting,” jelasnya.
Hendra menjelaskan, untuk mengatasi hal ini, camat dan lurah di Sungai Pinang telah berupaya menggerakkan masyarakat agar membawa anak balitanya ke Posyandu.
Selain itu, dana Probebaya untuk infrastruktur juga dialihkan untuk Posyandu.
“Ini upaya kami agar orang tua dan anak lebih tertarik dan nyaman berkunjung ke Posyandu,” pungkasnya.
(advertorial)