Lavrov kemudian menggambarkan bagaimana sikap negara-negara Eropa yang terus mengikut AS dalam memegang tapuk hegemoni telah menimbulkan ancaman baru.
Ia menyebut indutri Eropa harus menahan pil pahit karena mengikuti Washington untuk menjauhi bahan bakar murah asal Rusia.
"Mereka (AS) dengan gegabah memberi lampu hijau untuk melancarkan serangan teroris yang menghancurkan kesejahteraan energi Uni Eropa dan mereka mendesak klien Ukraina untuk menghentikan TurkStream juga," ungkapnya.
Setelah itu, Lavrov juga menggambarkan bagaimana negara-negara yang menjauhi hegemoni AS tersingkir di panggung global. Ia mengutip Serbia dan tuntutan terbaru AS untuk mengusir modal Rusia dari industri energi negara itu.
"Cara AS menekan sekutu tradisional Rusia itu sangat menjengkelkan. Itu adalah ciri khas pemerintahan Presiden Joe Biden (petahana presiden AS)."
Lalu, Lavrov juga menyinggung terkait rencana Trump untuk menganeksasi Greenland. Menurutnya, penduduk Greenland secara layak memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri berdasarkan Piagam PBB, seperti halnya masyarakat lainnya.
"Mereka tidak serta-merta akan memilih untuk berpisah dengan Denmark dan, jika mereka melakukannya, mereka mungkin memilih kemerdekaan daripada bergabung dengan AS," tutur Lavrov.