POJOKNEGERI.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia atau BEM UI menantang para bakal calon presiden untuk "berkampanye" di kampus.
Diketahui, pasca-putusan Mahkamah Konstitusi, BEM UI menantang para bakal calon presiden untuk datang ke kampusnya.
Mahasiswa jaket kuning ingin mendebat para bakal capres.
"Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua calon presiden/bakal calon presiden untuk hadir ke UI karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian," ucap Ketua BEM UI Melki Sedek Huang, dikutip dari detik.com.
Melki mengunggah tantangan itu di media sosial dan sudah dua bacapres yang merespons tantangan debat tersebut, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
"Yuk, kapan?" tulis Anies Baswedan.
Sementara, Juru bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyebut Prabowo siap berdialog dengan siapa saja.
"Pak Prabowo siap dialog dengan siapa pun di mana pun, apalagi di kampus, beliau hobi dan senang diskusi dengan para intelektual," ucap Dahnil Anzar Simanjuntak.
Dengan demikian, hingga saat ini sudah ada dua bacapres yang siap datang ke kampus UI.
Lalu, bagaimana dengan Ganjar Pranowo?
Jagoan PDI Perjuangan itu diprediksi tidak akan menolak tantangan BEM UI.
Tantangan tersebut dilontarkan Ketua BEM UI, lantaran menurut dia kampanye yang dilakukan saat ini dianggap sudah sangat membosankan.
Menurutnya, generasi muda sudah bosan melihat banyak kampanye minim substansi dan lip service semata.
Dia menuturkan, celah diperbolehkannya untuk mengundang para calon pemimpin ke kampus harus dimanfaatkan.
Menurutnya, sudah saatnya setiap kampus kembali ke marwahnya sebagai tempat pencarian kebenaran untuk kemaslahatan bangsa.
“Tiap calon pemimpin harus diuji kapasitas dan substansinya di dalam kampus secara serius daripada sekadar jualan pencitraan dan kampanye tak bermutu,” tutur Melki.
Melki mengatakan, kebolehan institusi pendidikan untuk mengundang para calon pemimpin harus digunakan untuk menguji substansi dan isi otak tiap calon pemimpin.
BEM UI siap menyampaikan aspirasi dan mendebat seluruh argumen jika perlu.
Melki mengatakan, pihaknya tidak ingin masa depan bangsa digantungkan pada calon pemimpin yang hanya berfokus pada kampanye, pencitraan, dan lip service tak bermutu.
(redaksi)