POJOKNEGERI.COM - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa melihat kunjungan perdana Presiden Prabowo Subianto ke Beijing, China sebagai peluang untuk meningkatkan jumlah investasi energi terbarukan di dalam negeri.
Pihaknya mendorong pemerintah mempererat kerja sama dengan China, khususnya setelah melihat kemajuan Negeri Tirai Bambu itu dalam hal pengembangan energi terbarukan.
“Indonesia dapat membangun kerja sama yang memungkinkan terjadinya transfer teknologi yang mendukung inovasi dan efisiensi di sektor energi terbarukan, serta investasi pada proyek-proyek energi bersih di Indonesia,” kata Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa dilansir dari Tempo.co
Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo memutuskan untuk melakukan kunjungan kenegaraan pada serangkaian pertemuan internasional dalam beberapa waktu ke depan guna memelihara hubungan yang baik dengan seluruh negara sahabat.
Kunjungan pertamanya dijadwalkan pada 8 November 2024 dengan China sebagai negara tujuannya untuk memenuhi undangan dari Presiden Xi Jinping.
Melihat besarnya peluang kerja sama pada sektor investasi, IESR mendorong pemerintahan untuk menciptakan iklim yang mendukung terbukanya pintu, khususnya bagi investasi energi terbarukan.
Beberapa caranya, kata Fabby dengan menetapkan target nasional yang tegas, disusul dengan perbaikan kerangka kebijakan dan regulasi, serta memperbaiki proses perizinan dan tarif listrik agar investasi tersebut lebih bankable.
IESR menekankan bahwa transisi energi merupakan keharusan bagi negara apabila menyasar target kemandirian energi nasional.