Sebab, jika melihat keputusan partai, maka Golkar sudah tegas ingin mengusung Airlangga sebagai capres.
"Aturannya itu capresnya Airlangga. Bahwa dia mau merubah ya boleh. Mendukung Prabowo boleh, dukung Ganjar boleh, dukung Anies boleh, dukung dirinya boleh. Tapi harus melalui 1 prosedur, iya (munaslub). Aturannya tetap harus dilewati. Kalau enggak, bisa digugat itu sama anggota di Golkar karena tidak melalui proses administrasi konstitusi yang benar," tutur Ridwan Hisjam, dikutip dari Kompas.com.
Ridwan menegaskan munaslub harus digelar jika Golkar ingin mengubah nama capres yang didukung menjadi Prabowo Subianto.
Dia heran kenapa pengurus pusat Golkar terkesan takut dengan isu munaslub yang sedang santer belakangan ini.
Di sisi lain, pengurus Partai Golkar ingin mengusung Airlangga Hartarto menjadi cawapres Prabowo dan akan membahasnya bersama partai-partai di KKIR.
"Sebagai partai pemenang kedua dalam kerja sama ini, tentu kami ingin Ketua Umum kami Pak Airlangga Hartarto dijadikan sebagai cawapres. Namun soal pembahasan figur cawapres ini, akan dibahas bersama," jelas Ace Hasan Syadzily.