Namun, kata Usman, pihak keluarga anak itu disebut tidak menerima kalau polisi mengamankan terduga pelaku, sehingga terjadi perbedaan pendapat antara aparat kepolisian dan keluarga anak yang diduga diculik.
Akhirnya, ungkap laporan dari sumber Amnesty itu, terjadi pertikaian antara masyarakat dan pihak kepolisian.
"Kemudian terjadi baku lempar batu terhadap aparat kepolisian. Karena susah dikendalikan, maka aparat keamanan mengeluarkan gas air mata berkali-kali," ujar Usman.
"Dari korban-korban tersebut ada ditemukan luka yang diakibatkan oleh tembakan maupun luka senjata tajam. Mereka yang meninggal dunia telah ditempatkan di ruang jenazah Rumah Sakit Umum Wamena," tambah Usman.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan pecah di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, dimana menyebabkan 10 orang meninggal dunia.
Kericuhan di Wamena itu dipicu adanya hoaks penculikan anak.
Lokasi detail kerusuhan Wamena itu terjadi di Kampung Sapalek, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, hari Kamis (23/2/2023).