POJOKNEGERI.COM - Nur Hasan, pimpinan Kelompok Tunggal Jati Nusantara buka suara terkait ritual menenangkan diri yang ia lakukan bersama pengikutnya di Pantai Payangan Jember, Jawa Timur pada Minggu (13/2/2022) itu.
Dari ritual menenangkan diri itu, diketahui 11 orang meninggal dunia akibat terseret arus.
Dalam penjelasannya, Nur Hasan akui sempat berdiskusi mengenai waktu pelaksanaan ritual menenangkan diri itu bersama dengan pengikutinya.
"Saat itu diskusi, gimana kalau malam Minggu setuju enggak. 'Ya enggak apa-apa,'" kata Nur Hasan, Rabu (16/2/2022) dikutip dari Kompas.com
Dalam diskusi itu juga dibahas mengenai iuran untuk pelaksanaan iuran. Persoalan iuran itu disepakati membayar Rp 20.000,-.
Namun, Nur Hasan sampaikan dirinya tak memaksakan anggota untuk harus membayar iuran itu.
"Jadi berapa iurannya, sekiranya anak-anak yang mampu, tidak ada paksaan. Yaudah yang enak iuran Rp 20 ribu aja. Mau ikut iya, tidak ikut ya tidak apa-apa. Saya tidak memaksa,"katanya.
Update terbaru, Nur Hasan kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Polisi menyatakan jika Hasan adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap tewasnya 11 orang saat ritual di Pantai Payangan Jember pada Minggu (13/2/2022) dini hari.
Ia dijerat dengan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia.
Ancaman hukuman 5 tahun penjara.
Diberitakan sebelumnya, insiden ritual berujung kematian terjadi di Jawa Timur (Jatim).
Ritual itu dilakukan oleh Kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Mereka melakukan ritual di Pantai Payangan Jember, Jawa Timur pada Minggu (13/2/2022) dini hari.
Tim redaksi himpun informasi perihal ritual berujung kematian yang dilakukan Kelompok Jati Nusantara itu.
1. Ritual untuk menenangkan diri
Penjelasan dari kepolisian, yakni Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengatakan bahwa korban saat peristiwa terjadi, sedang menjalani ritual menenangkan diri.
Saat menjalani ritual itu, ombak muncul dan membuat beberapa korban tenggelam hingga meninggal dunia.
"Tadi malam (dini hari) sekitar pukul 01.00 WIB ada wisatawan yang tergulung ombak dan tenggelam. Jadi mereka sedang melakukan ritual yang dilakukan (dipimpin) seseorang," kata Hery.
2. Puluhan orang ikut prosesi ritual
Informasi dihimpun ada 24 orang yang terdata ikut dalam kegiatan ritual tersebut.
Namun, saat kejadian, 4 orang diantaranya tak ikut masuk ke dalam kawasan pantai.
"Tidak semuanya ikut di laut, ada 4 yang tidak ikut, di antaranya anak kecil dan para sopir. Karena ada 3 mobil dari rombongan itu. Untuk para korban meninggal, ditemukan 1 km dari lokasi kejadian tempat ritual," ungkap Hery.
3. Belasan meninggal
Akibat adanya ombak saat peristiwa ritual dilakukan, belasan orang kemudian tersapu ombak.
Korban terkini kemudian diketahui, 11 orang dinyatakan meninggal, sementara 12 orang lainnya selamat.
Ada satu orang korban lagi yang masih dalam proses pencarian.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)