POJOKNEGERI.COM - Setelah gempuran wabah Covid-19, kini kembali tersiar kabar virus mematikan lainnya yang berasal dari Afrika.
Yakni Virus Marburg dengan kematian 88 persen jika terjangkit.
Menilik data Kemenkes RI, Virus Marburg pertama kali ditemukan di Afrika, lalu teridentifikasi di Guinea Khatulistiwa. Kemudian,Tanzania juga turut melaporkan adanya kasus kematian akibat Virus Marburg.
Meski begitu berbahaya, namun sebaran Virus Marburg belum ditemukan terjadi di Indonesia. Hal itu dari hasil temuan surveilans Kemenkes RI.
Meski demikian, antisipasi terhadap sebaran virus mematikan itu telah dilakukan. Sesuai dengan Surat Edaran dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI bernomor : HK.02.02/C/853/2023 tentang kewaspadaan terhadap penyakit Virus Marburg.
“Iya belum ada ditemukan, tapi kita sudah antisipasi sesuai surat edaran yang diberikan Kemenkes,” ucap Kasi Penyakit Menular Dinkes Samarinda, Dr Dian Margi Utami, Kamis (30/3/2023).
Antispasi awalnya, yakni berupa pemantauan di pintu masuk daerah. Semisal pelabuhan dan bandara yang berada di Samarinda.
“Kalau antisipasinya kita sudah melakukan koordinasi dengan KKP. Termasuk dengan Marburg (sebaran Virus Marburg),” tambahnya.
Dijelaskannya juga, kalau antisipasi yang dilakukan Dinkes Samarinda masih sebatas koordinasi dengan instansi vertikal. Sedangkan langkah tracing awal, dilakukan oleh KKP pelabuhan dan bandara di Samarinda.
“Kita juga sambil menunggu arahan lanjutan dari Kemenkes. Sejauh ini kita sebatas koordinasi, tapi dilakukan secara terus menerus,” tutupnya.
Langkah taktis mengantisipasi sebaran Virus Marburg pasalnya tak hanya dilakukan Dinkes Samarinda. Tindakan serupa juga telah dilakukan oleh Dinkes Kalimantan Timur.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Kaltim yang telah menerima arahan terkait mengantisipasi virus baru ini masuk ke Bumi Mulawarman.
Salah satu penguatan difokuskan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang menjaga pintu gerbang dari luar negeri.
"Kehati-hatian secara umum itu sudah menjadi hal yang wajib dilakukan oleh kami, terutama pada instansi vertikal seperti KKP," kata dr Jaya Mualimin, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Rabu (29/3/2023).
"Menjaga gerbang pintu masuk dari negara luar. Itu dibawah kendali Kementerian Kesehatan RI," lanjutnya.
Dinkes Kaltim juga meminta masyarakat tidak khawatir menghadapi adanya kabar virus baru mematikan ini.
Pihaknya juga tengah mempelajari bagaimana virus baru ini, sehingga penanganan yang bisa dilakukan oleh masyarakat saat ini dengan meningkatkan pelayanan vaksinasi pada anak lengkap.
"Kami meminta masyarakat untuk tetap tenang dan meningkatkan pelayanan vaksinasi pada anak lengkap," tegasnya.
"Kaltim sudah 90 persen vaksin anak 14 jenis vaksin yang harus dipenuhi oleh anak kita, termasuk vaksin baru," pungkasnya.
(redaksi)