"Saya rasa, itu harus dibaca dalam konteks komparatif. Kalau kita lihat pemilu-pemilu di seluruh dunia, kalau ada konstelasi angka seperti itu, rata-rata komentator akan bilang, 'Oh, ini sudah selesai'" ucap Marcus Mietzner.
Kedua, selisih tingkat dukungan antara Prabowo-Gibran dengan pesaingnya dalam skenario dua paslon meningkat menjadi 28%.
Kemudian, hasil survei beberapa lembaga lain juga memiliki temuan serupa dengan riset Indikator tersebut.
Ini berbeda dengan Pilpres 2014 dan 2019.
"Jadi, kalau semua data itu dikumpulkan, sulit untuk dikatakan bahwa masih ada kemungkinan untuk orang lain (dilantik) jadi presiden selain Prabowo pada 20 Oktober tahun ini," jelasnya.
Kendati demikian, Marcus tidak bisa memperkirakan apakah Pilpres 2024 akan berlangsung satu atau dua putaran. (tim redaksi)