Rusia melancarkan invasi habis-habisan ke Ukraina pada 24 Februari setelah kebuntuan selama berbulan-bulan yang membuat Moskow mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut diakhirinya ekspansi NATO ke bekas republik Soviet.
Setelah gagal merebut ibu kota, Kyiv, Moskow telah mengurangi tujuan perangnya, mengalihkan upaya perangnya ke wilayah Donbas timur dan bagian selatan Ukraina.
AS dan sekutunya telah memasok Ukraina dengan senjata dan melatih pasukan Ukraina di lokasi-lokasi di luar negeri.
Pada hari Rabu, Biden mengumumkan paket senjata baru senilai $700 juta ke Ukraina yang mencakup sistem roket canggih dan rudal anti-pesawat.
Tetapi senjata bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk tiba di Ukraina, seperti dilaporkan oleh The Associated Press.
Sementara itu, Kremlin terus memperingatkan bahwa pengiriman senjata Barat ke Ukraina akan memperpanjang perang.
"Pemompaan Ukraina dengan senjata ini ... akan membawa lebih banyak penderitaan ke Ukraina, yang hanyalah alat di tangan negara-negara yang memasoknya dengan senjata," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.