Ia mengungkan bahwa untuk penataan interior, kemungkinan akan ada tambahan anggaran, mengingat kontrak awal tidak mencakup rincian interior secara lengkap.
“Bangunan ini dibuat berdasarkan desain terbuka sesuai standar fasilitas umum. Nantinya, kami akan bekerja sama dengan Dinas Perdagangan untuk mengatur ulang desain kios dan ruang sesuai kebutuhan pedagang,” tuturnya.
Pembangunan Pasar Pagi Samarinda bertujuan untuk memberikan fasilitas modern bagi masyarakat. Namun, penerapan fasilitas seperti pendingin udara (AC) masih menjadi perdebatan. Desy menjelaskan bahwa konsep pasar umum berbeda dengan pusat perbelanjaan atau mall yang menggunakan AC.
“Pasar yang dibangun pemerintah memiliki standar yang berbeda jika ingin menggunakan AC, maka konsepnya harus disesuaikan dengan perencanaan awal dan perhitungan biaya sewa,” ujarnya.
Ia juga membandingkan dengan Pasar Segiri yang dikelola oleh investor swasta, di mana pengelolaannya berbeda, terutama dalam menetapkan tarif sewa kios pasar Pagi Samarinda dirancang untuk tetap terjangkau bagi pedagang kecil, sehingga fasilitasnya lebih disesuaikan untuk kebutuhan umum, bukan mewah seperti pusat perbelanjaan.
Meski menghadapi tantangan dalam penataan kios dan interior, Desy optimistis proyek ini dapat selesai sesuai target.