"Kalau tidak ada turap maka ada interupsi tanah. Saya sudah pergi tinjau di bawah aspal jalan itu ternyata urugan tanah, disamping usianya sudah lama, diprediksi ada interupsi air karena daerah genangan, mengakibatkan turunnya tanah sehingga amblas," ungkap Andi Harun
Kabid Bina Marga Dinas PUPR Samarinda, Budy Santoso, beraharap agar kendaraan dengan beban berat untuk sementara waktu tak melintasi jalan tersebut.
"Kalau bisa jangan kendaraan berat yang lewat. Karena getaran besar, takutnya ketahanan tanahnya berkurang karena sebagian sudah digali untuk pengerjaan," ujar Budy.
Budy menjelaskan, pihaknya telah memasang pagar seng di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) sepanjang 29 meter yang menjadi titik rawan longsor imbas abrasi sungai itu, ditambah dengan pemasangan rambu-rambu jalan.
“Saat ini kami sedang dalam tahap pemasangan bore pile atau pondasi beton turap sepanjang 30 meter ke arah eks jembatan gang Nibung. Kami pasang dinding penahan tanah. Pengerjaan sudah sejak tiga minggu lalu,” lanjut Budi.
Budy menerangkan, pengerjaan 30 meter turap beton di bagian jalan trotoar itu menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) senilai Rp 1,5 miliar, bersumber dari APBD-P kota. Proyek itu ditarget rampung Desember 2022 mendatang.
(redaksi)