Sedangkan Inggris menerapkan formasi 3-4-2-1 dengan mengandalkan Harry Kane sebagai ujung tombak utama.
Melansir Liputan6.com, Pengamat sepak bola nasional, Tommy Welly (Towel) menilai Inggris punya keunggulan dalam faktor non-teknis di laga itu dibanding Italia.
"Mereka satu-satunya negara yang sudah juara Piala Dunia tahun 1966, tetapi juara Eropa belum pernah. Jadi mereka 55 tahun menunggu. Ini momentum maha penting untuk Inggris," ujar Towel.
Menurutnya, faktor motivasi tinggi itulah yang bisa membuat Inggris punya kepercayaan diri tinggi menghadapi Italia.
Apalagi, pertandingan akan dimainkan di markas mereka sendiri, stadion Wembley.
Inggris memang hanya menjadi penggembira di setiap turnamen besar seperti Piala Dunia atau Euro sejak juara pada 1966. Prestasi tertinggi Tim Tiga Singa sejak saat itu adalah menjadi semifinalis Piala Dunia 2018.
Tak heran, keberhasilan masuk final Euro 2020 / 2021 meningkatkan euforia Harry Kane dkk. Fans Inggris pun sudah mendengungkan slogan Football Is Coming Home untuk menyemangati tim mereka.
Selain faktor non-teknis, Towel juga menilai Inggris punya para pemain yang kuat. Pasukan Gareth Southgate juga menurutnya lihai dalam memanfaatkan bola mati.
"Inggris itu solid, strong, dan agresif. Secara fisik pemain mereka tangguh. Ada Luke Shaw, Declan Rice, Kyle Walker, dan Calvin Phillips," katanya.