Sementara itu, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengapresiasi niat baik Pemkot Samarinda yang ingin menerapkan sistem pengelolaan sampah seperti di Kota Cilegon. Menurut Helldy, semakin banyak daerah yang menerapkan sistem ini, maka semakin besar kontribusi daerah dalam ikut mengatasi persoalan persampahan di Indonesia.
Terkait BBJP Plant di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Helldy menyatakan bahwa pada tahun 2023 ini produksinya akan meningkat dari 30 ton per hari menjadi 200 ton perhari. Peningkatan produksi tersebut dimungkinkan menyusul peningkatan kapasitas pabrik yang mendapat bantuan dana dari Bank Dunia senilai Rp 100 miliar.
"Setelah kapasitas produksi naik menjadi 200 ton perhari, saya yakin Kota Cilegon justru akan defisit sampah. Untuk mengatasinya, kami akan berkerja sama dengan pemerintah daerah lain dalam hal pasokan sampah. Yang sudah berjalan di antaranya bersama Pemkab Serang," papar Helldy
Kunker Pemkot Samarinda diawali dengan meninjau Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Cilegon. Selanjutnya singgah di Rumah Dinas Wali Kota Cilegon yang diisi penjelasan terkait tahapan pendirian dan proses produksi BBJP di TPSA Bagendung.
Kunker kemudian diakhiri dengan memantau langsung proses produksi pengolahan sampah menjadi BJJP atau cofiring batu bara untuk dipasok ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.
(redaksi)