Sebagai ketua Pertina Papua, menurut dia, kejadian itu hanyalah sebagai respon seorang atlet tinju saat bertanding.
"Saya kira itu respon, respon seorang petinju yang merasa bahwa dia sebenarnya harus menang, kami menyadari sebagai Pampel dan juga Pertina Papua bahwa kejadian-kejadian itu adalah spontan karena namanya manusia, pasti punya batas kesabaran," ujarnya.
Namun, seluruh persoalan yang terjadi sudah diselesaikan secara kekeluargaan di Polda Papua, Jumat malam.
"Puji Tuhan dari tadi malam sampai jam 2 kita di Polda dan sudah selesaikan secara kekeluargaan karena kami pertina Papua dan DKI itu sangat dekat," katanya.
"Kurang lebih 3 bulan petinju kami ditampung di DKI untuk mereka yang berlatih, jadi kami punya beban moril dengan teman-teman Pertina DKI, dan tidak mungkin kami bisa melakukan hal yang melebihi batas kemanusiaan,"ujarnya.
Menurut dia, sebelumnya seluruh pengurus juga sudah sepakat untuk bersama-sama mengawal berjalannya pertandingan di event PON XX ini harus berjalan baik hingga selesai.
"Kami sebagai tuan rumah, sudah sepakat bahwa pelaksanaan pertandingan tinju ini kami jaga sampai selesai,"katanya.
Oleh sebab itu, tambah dia, masalah yang terjadi Jumat malam sudah diselesaikan secara kekeluargaan sebagai warga negara Indonesia yang baik.
"Sebab atara DKI dengan kami satu, sama-sama Indonesia, sehingga masalah ini tidak lagi dibawah ke jalur hukum lagi,"tambah dia. (redaksi)