POJOKNEGERI.COM - Kepastian digelarnya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) diperkirakan akan disampaikan pada 7 Desember 2021 mendatang.
Hal ini usai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj mengirim surat resmi untuk penyesuaian jadwal pelaksanaan Muktamar NU kepada Rais ‘Aam PBNU Miftachul Akhyar.
Surat resmi itu dikirim hari ini, 3 Desember 2021.
Isi dari surat itu, Said Aqil mengusulkan pembahasannya akan dilakukan dalam Rapat Harian Syuriyah & Harian Tanfidziyah pada Selasa, 7 Desember 2021 di Gedung PBNU.
"Muktamar NU yang adem, teduh, berkualitas dan bermartabat adalah menjadi prinsip bersama dalam spirit menjaga ukhuwwah dan memegang teguh khidmah kepada jamiyyah NU," kata Sekretaris Jenderal Ahmad Helmy Faishal Zaini melalui keterangan tertulisnya, Jumat 3 Desember 2021.
Diberitakan sebelumnya, diklaim sejak Senin (29/11/2021) kemarin hingga hari H pelaksanaan Muktamar Nadhlatul Ulama (NU) di 17 Desember 2021, akan dilakukan pengamanan di kantor PBNU.
Pengamanan itu dilakukan Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
Setidaknya, dari informasi yang dihimpun, ada seribu anggota Banser yang akan lakukan pengamanan.
Pengamanan pun akan dilakukan 24 jam.
Komandan Banser DKI Jakarta Abdul Mufid melalui keterangan di Jakarta, sampaikan Banser DKI Jakarta telah menggelar apel pasukan siaga satu untuk pengamanan itu.
Kata Mufid, pengamanan tersebut bertujuan memberikan kenyamanan bagi panitia, Rais Aam dan kiai yang hadir pada Muktamar NU ke-34 tersebut.
"Kami akan selalu siap siaga dalam rangka mengamankan para ulama dan Rais Aam, sebab menjaga marwah Nahdlatul Ulama adalah tugas dan fungsi utama dari Banser,” ujar Mufid.
Sebelumnya diberitakan, penjelasan disampaikan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar terkait keputusan untuk menggelar Muktamar ke-34 NU pada 17 Desember 2021.
Ia jelaskan, ada sejumlah alasan mengapa dirinya memutuskan pelaksanaan muktamar lebih cepat ketimbang diundur.
Salah satu alasannya adalah adanya telepon dari seseorang yang mengatasnamakan Badan Intelijen Negara (BIN).
Sesorang itu bernama Imran. Orang tersebut meminta agar dirinya mengundur perhelatan Muktamar NU .
"Saya ditelepon orang dari Amerika mengatasnamakan BIN, namanya Imran.Dia mantan duta besar (untuk) RRC saat itu ia sedang ada di Amerika. Saya ditelepon dari Jakarta minta supaya muktamar diundur karena yang menginginkan Muktamar 2021 punya niat jelek, saya kaget,"ujar dia.
"Yang minta muktamar tahun ini saya, kok ada niat jelek wong saya hanya ingin khusnul khotimah dalam berkhidmat,"ucapnya.
Dikatakan bahwa lelaki tersebut juga meminta agar KH Miftahul Akhyar dapat mengintervensi untuk penundaan Muktamar di Februari atau Maret 2021.
"Ini sudah mundur Desember mestinya Muktamar itu diselenggarakan 22 Oktober. Ini darurat, tidak boleh diperpanjang. Coba dikaji tidak bisa tambah,"ujar Ketum MUI ini.
"Tetapi tetap ngotot namun saya biarkan dengan kejadian itu di Khutbah Iftitah langsung saya katakan, saya minta muktamar diselenggarakan pada bulan Desember tahun ini karena ada telepon upaya-upaya saya tidak tahu apa maksudnya,"tuturnya.
"Kalau lepas sampai tanggal 25 hasil konbes itu kita sudah habis masa khidmatnya dan tidak ada pengurus PBNU. Harus diputuskan dalam waktu yang secepatnya,"ujar dia lagi.
(redaksi)