Peran biro jodoh SKK Migas tersebut dirasakan positif oleh sejumlah industri penunjang lainnya. Di antaranya PT Luas Birus Utama yang bergerak di bidang kimia. Kudus Kurniawan, Komisaris PT Luas Birus Utama, mengatakan usaha SKK Migas tersebut merupakan jalan untuk mencapai kemandirian nasional sehingga industri dalam negeri dapat menjadi raja di negeri sendiri.
Penggunaan industri lokal, katanya, banyak membawa manfaat positif juga bagi KKKS, di antaranya mengurangi risiko keterlambatan pengiriman, lebih efisien dan juga banyak melibatkan tenaga kerja dalam negeri.
Sementara Oos Kosasih, VP Petrochemical Industry Business SH Commercial & Trading Pertamina, mengapresiasi terobosan yang dilakukan SKK Migas untuk mendorong keterlibatan industri nasional dalam sektor hulu migas. Menurut Oos Kosasih, produk-produk yang dihasilkan perusahaannya, seperti BBM, pelumas, dan petrokimia, telah banyak digunakan dalam operasi KKKS. BBM, misalnya, telah memiliki pangsa pasar hingga 97 persen. Sementara pelumas 70 persen dan based-oil product 40 persen.
“Kami harap sinergi ini akan menumbuhkembangkan industri dalam negeri agar dapat mensupport kebutuhan KKKS, sehingga kita bisa tumbuh berkembang, sehingga dapat memastikan keberlanjutan industri dalam negeri, mengurangi defisit impor,” kata Oos Kosasih.
Ditambahkan Erwin Suryadi, SKK Migas akan terus menerapkan konsep business match making atau biro jodoh. “Sehingga KKKS yang bekerja di indonesia sudah bisa consider perusahaan dalam negeri sebagai pelaksana kegiatan mereka,” katanya.
Forum Kapasitas Nasional
SKK Migas telah menyelenggarakan Forum Kapasitas Nasional yang diselenggarakan di Jakarta, 21-22 Oktober 2021. Adanya forum tersebut, menurut Erwin Suryadi, adalah untuk menyatukan visi bahwa industri dalam negeri harus mempersiapkan diri untuk dapat memenuhi kebutuhan TKDN terkait pencapaian target produksi 1 juta barel pada 2030.
“Dalam Forum Kapasitas Nasional, kami mengundang stakeholders supaya memiliki tone sama bahwa industri dalam negeri harus melakukan persiapan seiring dengan bergeraknya produksi industri hulu,” tukasnya.
Pada kesempatan Forum Kapasitas Nasional tersebut, SKK Migas juga memberikan sejumlah penghargaan kepada industri penunjang dan industri dalam negeri yang berhasil menorehkan prestasi yang gemilang.
Kelompok usaha penunjang hulu migas yang mendapatkan apresiasi tersebut adalah LMDH Bukit Amanah – binaan PT Pertamina EP Subang, PT Federal Solusi Indotama- Binaan Petronas Carigali, BumDes Semare – binaan HCML, PT Harta Mulia Deroma – binaan Kangean Enegry, Subitu Kreasi Buana & Subitu Mart CV Nangkano Karya Pratama – binaan BP Indonesia, CV Nangkano Karya Pratama, binaan Saka Indonesia Pangkah, Joglo Tani Kolong Langit Balai benih Anambas -binaan ENI Muara Bakau, Balai Benih Ikan Anambas – binaan MEDCO, Lepenkop - binaan Premier Oil Natuna Sea BV dan Gerai UMKM Mekar Jaya – binaan Petrochina International Jabung.
Sementara penghargaan kepada perusahaan dalam negeri yang melakukan ekspor produk ke luar negeri diberikan kepada PT Pertamina Patra Niaga, PT Krakatau Steel (Persero) TBK, PT IMECO Inter Sarana, PT Pertamina Lubricants dan Cerindo.
SKK Migas juga memberikan apresiasi bagi perusahaan nasional yang mengembangkan produk melalui penelitian atau uji coba, yaitu PT Luas Birus Utama, PT Citra Tubindo Tbk, PT Teknologi Rekayasa Katup danPT Elnusa TBK.
Adapun perusahaan domestik yang berhasil melakukan diversifikasi produk yang mendapatkan penghargaan dari SKK Migas adalah PT Indoturbine, PT Bakrie Pipe, PT Rainbow Tubulars Manufacture dan PT Sagatrade.
Program P3DN (Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri) yang sudah dilakukan oleh Industri Hulu Migas akan terus di galakan sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas nasional dan awareness masyarakat dalam pengunaan produk Indonesia.
(redaksi)