POJOKNEGERI.COM - Amerika Serikat, Inggris dan Uni Eropa mengumumkan sejumlah sanksi baru terhadap Rusia, dua tahun setelah negara itu menginvasi Ukraina.
Belum lama ini Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi terhadap 500 perusahaan Rusia dengan maksud menyasar mesin perang Rusia. Pembatasan ekspor akan diberlakukan pada hampir 100 perusahaan atau individu untuk membatasi kemampuan Rusia memproduksi senjata.
Sementar itu para penasihat presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah menyusun strategi penerapan sanksi minyak Rusia yang lebih luas untuk memfasilitasi kesepakatan diplomatik Rusia-Ukraina dalam beberapa bulan mendatang. Pada saat yang sama, mereka sekaligus hendak menekan Iran dan Venezuela.
Scott Bessent, calon Menteri Keuangan pilihan Donald Trump, mengatakan bahwa dia mendukung peningkatan sanksi terhadap industri minyak Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.
"Saya akan 100% mendukung peningkatan sanksi," terutama terhadap perusahaan minyak Rusia, kata Scott Bessent dalam sidang komite Senat.
"Saya yakin sanksi tersebut tidak cukup kuat," ujarnya pada Kamis (16/1/2025) lalu.
Namun sanksi yang diberlkaukan AS tersebut nampaknya tak dihiraukan Rusia. Pasalnya sebuah kapal tanker gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG), yang membawa kiriman dari Rusia terpantau mendarat di Spanyol.
Kapal tanker Cool Rover, yang dimuat di pabrik ekspor LNG Portovaya milik PJSC Gazprom di Rusia barat laut bulan lalu, saat ini berlabuh di terminal impor Huelva di Spanyol, menurut data pelacakan kapal yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Portovaya termasuk di antara sejumlah entitas yang tercantum akhir pekan lalu dalam sanksi terbaru dan paling agresif Washington terhadap sektor energi Rusia.
Ada periode penghentian yang diizinkan untuk transaksi dengan fasilitas Portovaya hingga 27 Februari, menurut pemberitahuan dari Departemen Keuangan tertanggal 10 Januari.
Pembeli memiliki interpretasi yang berbeda tentang apa yang tercakup dalam periode ini atau sampai kapan periode ini berlangsung.
Sanksi baru tersebut merupakan upaya terbaru AS untuk mencegah pembeli LNG menerima impor dan membayar Rusia untuk bahan bakar tersebut, yang pada akhirnya membatasi kemampuan Moskwa untuk terus mendanai perangnya di Ukraina.
Pasar akan memantau dengan seksama apakah pengiriman ini akan terus berlanjut setelah periode penghentian produksi berakhir.
Impor tersebut menggambarkan bagaimana Eropa masih bersedia mengambil LNG dari Rusia untuk memenuhi permintaannya akan bahan bakar pemanas dan pembangkit listrik, meskipun ketegangan yang makin dalam akibat perang di Ukraina.
Di bawah pemerintahan Preiden Vladimir Putin, Pasokan LNG Rusia ke Eropa mencapai rekor tahun lalu.
Artikel ini tela tayang di YouTube Pojok Negeri Media: https://www.youtube.com/watch?v=Z5zTkgysaXE
(*)