Sabtu, 18 Januari 2025

Internasional

Jerman Kritik Keras Arogansi Trump Ingin Rebut Greenland dari Eropa

Rabu, 15 Januari 2025 2:20

Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump

POJOKNEGERI.COM - Donald Trump kembali menjadi sorotan publik menjelang pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025.

Pernyataan Trump belakangan membuat dia disoroti antara lain ucapannya ingin Kanada bergabung Amerika hingga perubahan sikap dia terhadap TikTok.

Trump mengusulkan Kanada menjadi salah satu negara bagian Amerika Serikat setelah Perdana Menteri Justin Trudeau mengundurkan diri.

rump berpendapat bahwa penggabungan akan menghilangkan hambatan perdagangan dan mengurangi pajak bagi warga Kanada.

Perusahaan Trump Investasi Lapangan Golf dan Hotel di Vietnam Senilai Rp23 Triliun.

"Jika Kanada bergabung dengan AS, tidak akan ada Tarif, pajak akan turun drastis, dan mereka akan benar-benar aman dari ancaman kapal-kapal Rusia dan Cina yang terus-menerus mengepung mereka," kata Trump.

"Banyak warga senang Kanada menjadi Negara Bagian ke-51," kata Trump dalam unggahan di Truth Social dia.

Apa yang disampaikan Trump ini lantas mendapat tanggapan dari Kanselir Jerman Olaf Scholz

Jerman menilai, perbatasan tidak boleh diubah dengan kekerasan. 

Prinsip ini berlaku dan menjadi landasan tatanan perdamaian kita.

Trump sebelumnya menyatakan minatnya terhadap Pulau Greenland di Arktik, yang merupakan wilayah Denmark. 

Dalam konferensi pers baru-baru ini di kediamannya di Mar-a-Lago, Trump tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk menguasai Terusan Panama atau Greenland.

Presiden Amerika mendatang dan akan dilantik pada 20 Januari tersebut juga menyatakan kemungkinan menggunakan tekanan ekonomi terhadap Kanada agar menjadi salah satu negara bagian AS.

Sementara itu, Scholz mengatakan bahwa dalam sejumlah pembicaraan dengan mitra-mitra Eropa, ada "ketidakpahaman tertentu" terhadap beberapa pernyataan dari AS.

"Perbatasan yang tidak dapat diganggu gugat berlaku di setiap negara," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz dilansir dari Antara.com

Scholz menambahkan bahwa prinsip ini adalah bagian inti dari apa yang disebut sebagai "nilai-nilai Barat."

Pada Senin (6/1), Trump kembali memicu kontroversi melalui platform media sosial Truth Social.

Dia menyatakan bahwa "Greenland adalah tempat yang luar biasa, dan masyarakatnya akan mendapatkan manfaat yang sangat besar jika, dan ketika, Greenland menjadi bagian dari AS. 

"Kami akan melindunginya, dan menghargainya, dari dunia luar yang sangat kejam," kata Donald Trump.

Sebelumnya, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen kembali menegaskan sikap tegas negaranya terkait otonomi Greenland, menyusul seruan Trump untuk mengambil alih wilayah Arktik tersebut.

Hubungan Jerman-AS telah tegang karena celaan verbal berulang-ulang yang dilakukan miliarder Amerika Elon Musk, yang akan menjadi penasihat Trump setelah Trump menjadi presiden pada 20 Januari.

Artikel ini telah tayang di YouTube Pojok Negeri Media:https://www.youtube.com/watch?v=tFWsIlsp6qU

(*)

 

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
pojokhiburan