Hiburan

Jambore PRB Samarinda 2025, Sebanyak 222 Relawan Digenjot Kesiapsiagaan Hadapi Cuaca Ekstrem

POJOKNEGERI.COM – Di tengah meningkatnya potensi cuaca ekstrem, ratusan relawan dari berbagai komunitas di Samarinda berkumpul dalam satu tujuan: memperkuat kesiapsiagaan bencana. Melalui Jambore Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025, semangat kolaborasi itu kembali menyala dengan hadirnya 222 peserta yang siap meningkatkan kemampuan menghadapi situasi darurat.

Penyelenggaraan Jambore Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kota Samarinda yang berlangsung pada 22–23 November 2025.

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Samarinda, Syaparudin, menyebut Jambore PRB tahun ini sebagai bentuk konsistensi banyak pihak dalam membangun budaya sadar bencana. Menurutnya, keberhasilan penyelenggaraan acara tidak lepas dari kerja kolaboratif lintas institusi.

“Alhamdulillah, berkat kerja sama antara Forum Pengurangan Risiko Bencana, Info Taruna Samarinda, dan BPBD Kota Samarinda. Jambore PRB kedua ini bisa kembali terlaksana,” ujar Syaparudin di sela kegiatan, Sabtu (22/11/2025).

Gugah Kesadaran Kolektif

Syaparudin menjelaskan bahwa Samarinda memiliki sejumlah potensi bencana yang memerlukan perhatian serius, mulai dari banjir, kebakaran permukiman, hingga ancaman longsor di kawasan perbukitan. Karena itu, penguatan kapasitas relawan menjadi langkah penting dalam membangun ketangguhan kota.

“Tujuan dari Jambore ini adalah menggugah kesadaran kolektif kita, kepedulian kita, dan kesiapsiagaan kita terhadap potensi bencana. Penguatan keterampilan tanggap bencana menjadi hal yang sangat penting,” tuturnya.

Selama dua hari kegiatan, ratusan peserta akan mengikuti pelatihan teknis dan sesi pembekalan materi dari para narasumber yang kompeten. Materi meliputi pengenalan risiko bencana, teknik evakuasi, pertolongan pertama, koordinasi lapangan, hingga penggunaan peralatan dasar penyelamatan.

Beberapa lembaga yang terlibat memberikan materi, antara lain BPBD Provinsi Kalimantan Timur, BPBD Kota Samarinda, Basarnas, Palang Merah Indonesia (PMI), serta Dinas Pemadam Kebakaran. Panitia pelaksana juga menyebut bahwa penyiapan kegiatan terkoordinasi secara operasional oleh Jokis, salah satu penggerak relawan senior di Samarinda.

“Semua narasumber dari berbagai lembaga dilibatkan, mulai dari BPBD, Basarnas, PMI hingga Damkar. Mereka memberikan materi lengkap terkait kesiapsiagaan,” tambah Syaparudin.

Bagian dari Gerakan Mitigasi Multi Pihak

Lebih jauh, Syaparudin menilai Jambore PRB merupakan wujud konkret dari kolaborasi multi pihak, sebuah pendekatan mitigasi bencana yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan elemen masyarakat sipil. Ia menekankan bahwa pendekatan seperti ini penting untuk memastikan penanganan bencana dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.

“Ini adalah bagian dari gerakan mitigasi multi pihak. Semuanya terlibat, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga pelaku usaha. Kita bersyukur karena sinergi ini membuat kegiatan bisa terlaksana dengan baik,” katanya.

Merespons Prediksi Cuaca Ekstrem BMKG

Kepala BPBD Kota Samarinda Suwarso menegaskan bahwa penyelenggaraan Jambore PRB tahun ini memiliki urgensi tinggi. Hal itu merespons prediksi BMKG yang menyebut periode November 2025 hingga Maret 2026 berpotensi diwarnai cuaca ekstrem, termasuk hujan dengan intensitas tinggi, angin kencang, serta risiko longsor di sejumlah titik rawan.

“Ini bagian dari kesiapan Pemerintah Kota Samarinda dengan melibatkan relawan, TNI-Polri, dan masyarakat. Upaya ini untuk menghadapi prediksi cuaca ekstrem mulai November hingga Maret mendatang,” ujar Suwarso.

Ia menuturkan bahwa kesiapsiagaan tidak hanya menyangkut sumber daya manusia, tetapi juga kesiapan peralatan, logistik, dan perlengkapan di lapangan. Termasuk di dalamnya persiapan dapur umum untuk mendukung kebutuhan warga apabila terjadi bencana.

“Kami juga mempersiapkan personel, peralatan, dan kebutuhan dapur umum. Ada pepatah mengatakan bahwa latihan mendatangkan keberanian menghadapi bencana. Ini adalah bagian dari upaya pencegahan sekaligus persiapan,” ucapnya.

Bangun Ketangguhan Kota

Melalui rangkaian pembekalan dan simulasi, pelaksanaan Jambore PRB diharapkan dapat melahirkan relawan yang semakin terlatih dan siap diterjunkan kapan pun situasi darurat terjadi. Selain itu, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menyatukan visi seluruh unsur relawan dalam membangun ketangguhan Kota Samarinda menghadapi ancaman bencana.

Para peserta diharapkan membawa pulang pengetahuan baru, semangat kolaborasi, serta kesiapan lebih baik dalam menjalankan tugas kemanusiaan di lapangan.

Jambore PRB 2025 bukan sekadar pelatihan, tetapi simbol penguatan komitmen bersama dalam mewujudkan Samarinda yang lebih aman, tangguh, dan responsif terhadap risiko bencana.

(*)

Back to top button