Kaltim Tancap Gas! Investasi Triwulan II 2025 Tembus Rp23,36 Triliun

POJOKNEGERI.COM – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menunjukkan taringnya sebagai salah satu magnet investasi nasional.
Sepanjang Triwulan II tahun 2025, realisasi investasi di Bumi Etam mencapai angka fantastis sebesar Rp23,36 triliun. Ini menandai lonjakan signifikan sebesar 29,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Capaian ini bukan hanya mencerminkan iklim investasi yang semakin kondusif, tetapi juga telah memenuhi 54,44 persen dari target tahunan provinsi sebesar Rp79,86 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Fahmi Prima Laksana, menyampaikan bahwa dominasi realisasi investasi berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mencapai Rp19,82 triliun melalui 15.491 proyek.
“Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang 239,19 juta US Dollar atau sekitar Rp3,54 triliun (881 proyek),” sebutnya, Senin (3/11/2025).
Sektor pertambangan masih menjadi magnet terbesar PMDN dengan nilai investasi Rp8,57 triliun (43,26 persen).
Penyerapat Tenaga Kerja
Data penyerapan tenaga kerja menyajikan fakta yang menarik dan berbeda.
Sektor Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan menjadi tulang punggung utama penyerapan tenaga kerja.
Sektor ini berhasil menyerap 6.633 orang (37,57 persen dari total tenaga kerja Indonesia).
Sebaliknya, sektor Pertambangan, meskipun nilai investasinya tertinggi hanya menyerap 3.232 orang (18,31 persen).
Total tenaga kerja yang terserap secara kumulatif mencapai 21.465 orang, di dominasi oleh Tenaga Kerja Indonesia.
“Hal ini menandakan sektor pertanian (perkebunan) masih menjadi tulang punggung penyerapan tenaga kerja meskipun nilai investasinya lebih rendah dari pertambangan,” tegas Fahmi.
Sementara peta investasi, secara geografis, Kabupaten Kutai Timur memimpin realisasi PMDN dengan perolehan fantastis sebesar Rp7,38 triliun.
Namun, untuk serapan tenaga kerja, Kabupaten Paser justru unggul dengan 3.558 orang yang terserap.
Sementara itu untuk PMA, Kabupaten Berau menjadi primadona dengan investasi 91,00 juta US Dollar. Dan secara sektoral didominasi oleh industri kertas dan percetakan serta negara asal Mauritius.
Secara nasional, Kaltim mencatatkan posisi yang kuat dimana berhasil duduk di peringkat 5 untuk PMDN.
Serta Peringkat 8 secara kumulatif (PMDN dan PMA) dengan total investasi Rp43,47 triliun per Juni 2025.
“Peringkat ini menempatkan Kaltim di bawah provinsi-provinsi padat industri dan sumber daya alam besar lainnya seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sulawesi Tengah,” tandas Fahmi.
Kaltim Dorong Transformasi Ekonomi
DPMPTSP Kaltim terus memperkuat komitmennya dalam mendorong transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya DPMPTSP Kaltim, Riawati, menegaskan bahwa arah kebijakan investasi di Kaltim kini difokuskan pada sektor-sektor strategis yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Dalam pernyataannya, Riawati menyampaikan bahwa fokus investasi daerah telah bergeser dari sektor yang tidak berkelanjutan menuju investasi hijau (green investment) dan investasi pertumbuhan (growth investment). Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih ramah lingkungan, inklusif, dan tahan terhadap perubahan global.
“Strategi investasi ke depan diarahkan pada tiga sektor utama, yaitu hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah, pengembangan pariwisata berkelanjutan atau ekowisata, serta penguatan energi baru terbarukan (EBT),” ujar Riawati, Jumat (17/10/2025) lalu.
Hilirisasi Industri Meningkatkan Daya Saing Produk Lokal
Hilirisasi industri menjadi salah satu fokus utama dalam strategi investasi Kaltim. Pemerintah daerah mendorong investor untuk mengembangkan industri pengolahan yang mampu memberikan nilai tambah pada komoditas lokal, seperti kelapa sawit, batu bara, dan hasil pertanian lainnya. Dengan hilirisasi, Kaltim tidak hanya menjadi daerah penghasil bahan mentah, tetapi juga pusat produksi barang jadi yang memiliki daya saing tinggi di pasar nasional dan internasional.
Selain sektor industri, pengembangan pariwisata berkelanjutan atau ekowisata juga menjadi prioritas. Kaltim memiliki kekayaan alam yang luar biasa, mulai dari hutan tropis, sungai, hingga keanekaragaman hayati yang unik. Pemerintah daerah berupaya menarik investasi yang mendukung pelestarian lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal melalui pengembangan destinasi wisata yang ramah lingkungan.
Energi Baru Terbarukan
Sektor energi juga mengalami pergeseran signifikan. Riawati menegaskan bahwa pemerintah daerah mulai mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan lebih mendorong investasi di bidang energi baru terbarukan. Proyek-proyek seperti waste to energy, pembangkit listrik tenaga surya, dan biomassa kini mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
“Untuk energi fosil, kita mulai tidak melihat ke sana lagi. Sekarang dukungan pemerintah lebih diarahkan ke sektor energi baru terbarukan,” tegasnya.
Langkah ini tidak hanya mendukung target nasional dalam transisi energi, tetapi juga membuka peluang besar bagi investor.
DPMPTSP Kaltim menyatakan optimisme tinggi terhadap capaian target nasional tahun 2025. Riawati mengungkapkan bahwa realisasi investasi di semester pertama tahun ini telah mencapai lebih dari 50 persen dari target tahunan.
“Kami sangat optimistis karena realisasi di semester pertama sudah di atas 50 persen. Artinya, kinerja investasi di Kaltim berjalan on track dan berpotensi melampaui target nasional,” pungkasnya.
(*)
