Menurut nelayan lainnya, Halim (41) sejatinya pendalaman terusan air telah dilakukan. Namun demikian, pelaksanaan dan dampaknya masih belum terasa.
“Karena air yang dangkal, nelayan tidak bisa menggunakan terusan tersebut saat kemarau” ujar Halim.
Oleh sebab itu, warga pun sangat mengharapkan keseriusan pemerintah untuk mengatasi problem tersebut. Mulai dari perihal kelistrikan hingga mengatasi kondisi dangkal di terusan air.
“Baru satu bulan dikeruk sudah dangkal lagi” tutur Halim menambahkan.
Desa-desa penghasil ikan air tawar atau ikan sungai seperti Sedulang hingga Desa Tunjungan ini merupakan jantung dari produksi ikan sungai di Kecamatan Muara Kaman. Sebagaimana diketahui, Muara Kamar sendiri termasuk satu dari lima penghasil utama ikan air tawar terbesar di Kutai Kartanegara yang menghasilkan hingga 200 ribu ton dan juga memasok 60 persen dari kebutuhan ikan di Kaltim.
(tim redaksi)