“Bahasa theory of change-nya itu, dari mimpinya warga masing-masing. Bukan dari mimpinya kepala desa atau BPD saja, tapi mimpi seluruh masyarakat yang ada di desa,” tambahnya.
Dirinya juga berharap, melalui Program P3PD, nantinya pembangunan yang ada di desa dilakukan secara akuntabel dan melibatkan semua warga, termasuk kelompok masyarakat yang selama ini diabaikan karena kondisi-kondisi khusus, seperti kelompok manula, disabilitas, anak-anak, remaja/anak muda, perempuan, dan kelompok marginal yang lain.
H. Syafliansyah, Sekretaris DPMD Kutai Kartanegara, mewakili kepala dinas, yang juga memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi, mengatakan bahwa peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa harus dilakukan dalam rangka menciptakan desa yang demokratis dan berkeadilan.
“Poin penting dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah membangun penerimaan sosial dengan menitikberatkan pada terbentuknya sekolah lapang, serta adanya ruang warga yang inklusif tanpa sekat,” tambahnya.
(redaksi)