POJOKNEGERI.COM - Kekecewaan, penyangkalan, dan kebingungan membanjiri TikTok Amerika Serikat (AS), setelah mendengar berita bahwa pemilik asal China, ByteDance, berencana untuk menutup aplikasi tersebut bagi 170 juta penggunanya di AS pada hari Minggu (19/1/2025).
ByteDance tampaknya menyerah pada upaya untuk mempertahankan platform berbagi video populer tersebut di AS.
Reuters memberitakan, pengguna yang telah mengumpulkan pengikut dan karier di aplikasi tersebut berharap selama berbulan-bulan bahwa TikTok akan menemukan cara untuk menghindari larangan AS yang disahkan menjadi undang-undang pada tahun 2023.
Namun, pengunduran diri dan kemarahan pengguna mulai muncul, seiring dengan penutupan apikasi TikTok.
"TikTok mengisyaratkan bendera putih itu sangat mengecewakan dan sangat menyedihkan" Joonsuk Shin, Manajer Penelitian dan Kreator Konten.
Beberapa pengguna menyerukan boikot aplikasi seperti Instagram dan Facebook, yang dimiliki oleh Meta Platforms dan X, yang dimiliki oleh Elon Musk, yang diharapkan dapat menarik pengiklan yang sering menggunakan TikTok.
ByteDance diberi waktu hingga 19 Januari untuk menjual aset TikTok di AS atau menghadapi larangan AS.
Hal ini menyusul kekhawatiran anggota parlemen bahwa aplikasi tersebut menimbulkan risiko keamanan nasional karena Tiongkok dapat memaksa perusahaan untuk membagikan data penggunanya di AS.