Ketiga lapisan yang memiliki fungsi berbeda itu menjadi prasyarat terbentuknya kehidupan baru dari sebuah embrio tanpa membutuhkan lingkungan yang berair di sekitarnya.
Ketiga lapisan telur itu pun berkembang dan akhirnya nenek moyang terakhir dari tetrapoda (hewan berkaki empat yang punya tulang belakang) dan amniote (hewan berkaki empat dengan tulang belakang dan bisa bertelur) hidup sekitar 370-340 juta tahun lalu.
Sejumlah sumber lain menyebut spesies amniote yang pertama hidup sekitar 312 juta tahun lalu.
Mamalia, reptil, dan unggas saat ini semua adalah keturunan dari amniote yang pertama.
Ayam pertama yang pernah ada tentu berasal dari mutasi genetik yang terjadi dari sebuah zigot yang berasal dari dua hewan pra-ayam.
Ini artinya dua hewan pra-ayam itu kawin dan menggabungkan DNA mereka untuk membentuk sel pertama bagi ayam pertama di dunia.
Dalam prosesnya mutasi genetik terjadi pada sel pertama itu dan mutasi itu menggandakan dirinya sampai embrio ayam itu tumbuh.
Hasilnya? Ayam pertama di dunia.
Jadi hewan apa yang jadi asal muasal ayam pertama?
Jawabannya adalah ayam hutan merah yang berasal dari kawasan Asia Tenggara, termasuk India, selatan China, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Ayam hutan merah itu kemudian diyakini dipelihara manusia di Asia hingga menyebar ke seluruh dunia.
Bukti arkeologi menyatakan ayam hutan merah pertama kali dipelihara sekitar 10.000 tahun lalu meski analisis DNA dan simulasi matematika menyatakan ayam yang dipelihara asalnya berbeda dengan ayam hutan yang muncul lebih awal (diperkirakan 58.000 tahun lalu).
Kembali ke pertanyaan awal: dengan adanya telur amniote yang sudah muncul sekitar 340 juta tahun lalu dan ayam pertama sekitar 58.000 tahun silam, rasanya cukup aman mengatakan telur lebih dulu dari ayam.