“Sempat bergesar di bidang lain. Setahun kembali ke kabang hukum sampai 2015. Nah dari situ, ikut lelang dan akhirnya di tempat kan di Kesbangpol hingga sekarang,” terangnya.
Pria kelahiran Madiun 19 April 1970 itu menyebut tantangan salama menjadi ASN adalah bagaimana membina kejujuran. Mengingat untuk pendidikan itu bisa didapatkan. Baik itu dari guru ataupun buku.
“Karena membangun sebuah aspek kejujuran itu sangat sulit. Sekarang dituntut banyak inovasi dan berpikir cerdas. Tapi kejujuran itu kurang masksimal jadi tidak sejalan. Ketika kejujuran dibangun semua akan mengalir dengan baik.”ungkapnya.
Terlebih kata dia, ASN itu dituntut untuk mengikuti sistem. Dengan memberikan hasil capaian dalam bekerja. Apalagi cara memuaskan pelayanan kepada masyarakat itu tidak perlu dengan cara berlebihan. Tetapi, dengan sederhana saja bisa mendapatkan respon sangat baik.
“Kita ditutut sesuai tata kelola pemerintahan sedangkan masyarakat kurang begitu paham. Langkah kami hanya memberikan panduan kepada mereka , mengajak diskusi . Iniloh mengelola anggaran yang baik. Respon mereka itu luar biasa. Artinya pemerintah hadir,” sebut Sony.
(advertorial)