KH Zarkasyi terlebih dahulu menciptakan metode bacaan Qiroati pada tahun 1963.
Lalu As’ad Humam melakukan penyempurnaan agar pelajaran membaca Alquran bisa lebih mudah dipahami para santri.
Metode Kiai As’ad itu ia beri nama Iqra.
Metode yang semula diperkenalkan dari mulut ke mulut ini kemudian mulai diterima masyarakat.
KH As’ad Humam dulunya adalah penjual perhiasan imitasi di kawasan Pasar Beringharjo Malioboro Yogyakarta.
Dalam foto sampul, Kiai As’ad tampak tak lepas dari tongkat untuk menyangga badannya.
Hal itu karena ia mengalami pengapuran tulang belakang yang membuatnya tak bisa bergerak dari remaja hingga akhir hayatnya.