POJOKNEGERI.COM - Nama Anton Gobay jadi pemberitaan media-media mainstream sejak dua hari belakangan ini.
Pemberitaan Anton Gobay itu sehubungan dengan kabar dirinya yang mengaku telah menjual senjata ilegal ke Papua, untuk mendukung kegiatan-kegiatan bersenjata di provinsi itu.
Kami berikan informasi terkait sehubungan dengan Anton Gobay
1. Ditangkap polisi Filipina
Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Agus Widjojo, menyebut Anton Gobay ditangkap saat polisi Filipina sedang melakukan razia.
Saat pemeriksaan, Agus melanjutkan, Anton tidak mampu menunjukkan surat kepemilikan senjata tersebut. Anton juga tidak membawa paspor atau kartu identitas – walau kemudian dapat teridentifikasi sebagai WNI melalui sebuah sertifikat.
“Dari pengakuan yang bersangkutan (Anton) dan telah kami cek, dia juga terdaftar sebagai pelajar di sekolah penerbangan di Iba, Filipina,” kata Agus dikutip dari BBC News Indonesia, Kamis (02/01).
Agus Widjojo menambahkan, berdasarkan pengakuan Anton, senjata api tersebut akan dibawa ke Papua.
“Memang ada keterkaitan, bahkan ada niat, bahwa kegiatan itu dalam rangka mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di Papua, yang saya maksud adalah KKB dan sparatisme,” katanya.
Namun Agus belum mengetahui kelompok kriminal bersenjata (KKB- istilah yang digunakan pemerintah) mana yang terlibat dengan pembelian senjata ilegal tersebut.
“Semua itu masih dalam rangka penggalian informasi dan belum sampai kepada hal-hal yang bisa untuk dirilis ke publik,” tambahnya.
Agus menambahkan, mengutip pengakuan Anton, senjata tersebut diperoleh dari seseorang yang berasal dari Provinsi Cebu.
“Dan menurut dia, ini adalah upaya kali ketiga untuk mencari senjata di Filipina. Pertama, dia tertipu dan rugi. Kedua, tertipu lagi dan rugi. Yang ketiga ini baru berhasil.”
“Jadi kelihatannya ini masih merupakan jaringan baru juga, dan dia juga dalam rangka membangun jaringan baru yang ada di sini [Filipina],” ujar Agus.
2. Polri kirim anggota ke Filipina
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, Rabu (11/01) mengatakan, Anton membeli 12 senapan api ilegal di Filipina dengan identitas palsu dari seseorang di wilayah Danao City, Provinsi Cebu, Filipina, 7 Januari lalu.
Anton yang ditangkap bersama dua orang warga Filipina disebut membeli 10 pucuk senapan laras panjang M4 kaliber 5.56 dan dua senapan laras pendek Ingram 9mm.
Dedi menambahkan, Mabes Polri telah mengirim delapan anggotanya ke Filipina untuk melakukan koordinasi dengan otoritas setempat.
Dalam keterangan tertulis sebelumnya, Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Irjen Pol Krishna Murti, mengatakan Anton Gobay mengaku akan membawa senapan itu ke Papua untuk mendukung kegiatan organisasi di sana.
3. OPM membantah
Di pihak lain, Juru bicara Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (Komnas TPNPB-OPM), Sebby Sambom, menegaskan bahwa Anton Gobay bukan bagian dari organisasinya.
“Anton Gobay bukan bagian dari anggota kami. Dia bagian dari milisi-milisi tandingan yang mau saingi kami. Dia anggota Benny Wenda dari West Papua Army,” kata Sebby.
Sebby juga menegaskan bahwa senjata-senjata yang digunakan oleh kelompoknya berasal dari dua sumber, yaitu hasil rampasan usai tembak menembak dengan aparat TNI/Polri, dan juga pembelian dari oknum-oknum aparat keamanan.
4. Pernah sekolah penerbangan
Anton Gobay diketahui pernah mengikuti sekolah penerbangan selama 3 tahun.
Anton mengenyam pendidikan penerbangan di perusahaan Asia Aviation Academy (AAA) selama 3 tahun.
“AG pernah mengenyam pendidikan penerbang di perusahaan Asia Aviation Academy (AAA) dari tahun 2015 dan lulus tahun 2018,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Kamis (12/1/2023).
Dedi mengatakan, kegiatan Anton setelah lulus dari sekolah itu masih belum diketahui.
Menurut dia, identitas Anton mulai terungkap pernah bekerja di salah satu perusahaan maskapai setelah Anton ditangkap Kepolisian Filipina.
“Sampai dengan tertangkapnya baru ditemukan adanya ID bahwa AG pernah bekerja di perusahan maskapai Topflite,” tuturnya.
(redaksi)