"Ditargetkan bisa siaga 24 jam, tapi saat uji coba ini hanya ada dua shift saja," ujar Ismid usai sosialisasi program Doctor on Call yang dihadiri 10 Camat se-Samarinda, Kamis (2/12/2021) di Balai Kota.
Disampaikan Ismid, shift pagi mulai pukul 07.30 -14.30 Wita, kemudian berlanjut pukul 14.30 - 22.30 Wita,.
Adapun mekanisme pemanggilan tim Doctor on Call tersebut oleh masyarakat, lanjut Ismid, bahwa nomor tujuan sama dengan nomor telepon yang sebelumnya digunakan untuk penanganan COVID-19.
"Saya menekankan agar panggilan itu harus dijawab dulu. Sebelum ditindaklanjuti, ada yang namanya penggalian informasi pasien. Dan yang menjawab sudah pasti dokter," lanjut Ismid.
Respon Wali Kota
Terpisah, Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengatakan program Doctor on Call masih diperlukan sosialisasi lebih. Ia menilai, itu lantaran adanya perbedaan pemahaman antara kedaruratan yang dipahami masyarakat dengan kedaruratan dalam ilmu medis.
"Standar kedaruratan pasien itu akan dirumuskan. Misalnya, gangguan pernapasan yang akut, tidak sadarkan diri, atau kondisi bersalin karena posisi bayinya sudah di mulut rahim, itu bisa," jelasnya.
Andi Harun melanjutkan, program Doctor on Call ditargetkan bisa berjalan siaga selama 24 jam setelah dilakukan evaluasi. Sebab dikatakannya, program ini akan memiliki banyak kelemahan.
"Pasti ada kelemahan banyak. Nanti kita evaluasi dimana kelemahannya. Sebulan target evaluasinya. Sebelum ulang tahun Pemkot," katanya.
(redaksi)