POJOKNEGERI.COM - Kasus dugaan pembunuhan yang terjadi di kamar 508 di salah satu hotel di Samarinda hingga saat ini masih belum terang benderang, perihal apakah korban dibunuh atau bunuh diri.
Dari informasi yang ada, kasus mencuat pada dugaan pembunuhan akibat ditemukannya luka tusukan pada jenazah yang ditemukan pihak kepolisian.
Fakta-fakta pun tim redaksi pojoknegeri.com kumpulkan perihal kasus dugaan pembunuhan.
Terbaru adalah sosok perempuan yang ditemukan tewas, ternyata sudah check in hingga 12 hari di hotel itu.
"Sudah check in dari tanggal 7-16 Oktober," ujar AR supervisor dari hotel ditemukannya jenazah.
Diketahui pula bahwa perempuan muda itu kerap pindah-pindah hotel. Namun, saat menginap di hotel, tempat ditemukannya tewas, selalu menginap di kamar yang sama.
"Selama di sini pasti di kamar itu (nomor 508)," ujarnya kemudian.
Penjelasan terupdate polisi, adalah proses masih terus dilakukan untuk membuat hal ini terang benderang.
Kanit Inafis Polresta Samarinda Ipda Yitno Hadi Kusuma menjelaskan pihaknya telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Di TKP, kami mengamankan barang bukti dan evakuasi korban ke RSUD AW Syahranie kota Samarinda untuk di identifikasi pada mayat dan visum," katanya.
Diberitakan sebelumnya, kejadian diduga pembunuhan terjadi di Samarinda pada Sabtu (16/10/2021).
Korban diketahui adalah seorang wanita yang ditemukan sudah tak bernyawa oleh karyawan hotel.
1. Korban ditemukan di kamar 508
Suasana mencekam dari kamar hotel bernomor 508, di kawasan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota, Sabtu (16/10/2021) pagi tadi membuat geger.
Pasalnya, dari kamar tersebut ditemukan seorang perempuan muda bernama Rabiatul Adawiah tewas bersimbah darah.
Diduga, perempuan asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini menjadi korban pembunuhan.
Sebab ditemukan banyak luka tusuk di bagian perut perempuan berusia 21 tahun itu. Informasi dihimpun, kejadian pertama kali diketahui oleh seorang saksi berinisial AH.
AH merupakan seorang pria berusia 30 tahun, dan berstatus sebagai karyawan hotel.
2. Ditemukan tak bernyawa saat subuh
AH diceritakan mengetahui tewasnya Rabiatul Adawiah saat dimintai tolong rekan perempuan korban membuka pintu kamar tersebut 508.
"Waktu itu saya diminta tolong sama seorang teman korban membukakan pintu kamarnya. Itu sekira pukul 04.30 Wita subuh tadi," tutur AH.
Saat pintu berhasil dibuka, mata AH pun terperanjat menyaksikan tubuh muda Rabiatul Adawiyah yang tergeletak bersimbah darah di lantai kamar tempatnya menginap.
"Waktu itu saya langsung melapor ke manejemen hotel dan diteruskan ke polisi," imbuhnya.
3. Ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban
Tak berselang lama, saat matahari mulai menyingsing Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda beserta jajaran relawan tiba di lokasi kejadian.
Olah tempat kejadian perkara pun digelar. Hasilnya, polisi menduga Rabiatul Adawiyah merupakan korban pembunuhan. Dugaan itu dikuatkan dengan banyaknya luka tusuk yang ditemukan petugas dari badan Rabiatul Adawiyah tepatnya di bagian perut.
"Dari hasil penyelidikan, ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban," ucap Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Andika Dharma Sena melalui Kanit Inafis, Ipda Suyitno siang tadi.
4. Alat kontrasepsi juga ditemukan
Tak hanya memeriksa tubuh korban, Korps Bhayangkara saat itu juga mengamankan sejumlah barang dari kamar 508 sebagai alat bukti permulaan.
Barang yang diamankan petugas saat itu berupa satu botol minuman keras, cesan ponsel, dua botol kecil minyak kayu putih, satu bauh pisau kater, tiga buat alat kontrasepsi, makanan ringan dan satu lembar surat vaksin.
Tak hanya bukti permulaan, petugas kala itu juga langsung mengumpulkan keterangan dari beberapa orang saksi, dan melakukan evakuasi jenazah menuju RSUD AW Sjahranie.
"Jenazah korban sudah dievakuasi oleh rekan PMI ke RSUD AWS untuk menjalani visum untuk melengkapi proses hukumnya," katanya.
(redaksi)