POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA -- Ratusan mahasiswa di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) lakukan aksi unjuk rasa untuk menyuarakan beberapa tuntutan. Seperti penolakan politik dinasti dan menuntut penyelesaian kasus HAM di Indonesia.
Aksi ini dilakukan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Rakyat Melawan dengan menggelar Mimbar Demokrasi di Festival Hak Asasi Manusia (HAM) yang berlangsung di lapangan parkir GOR 27 September, Universitas Mulawarman pada Rabu (13/12/2023) kemarin.
Pada aksi ini mahasiswa tampak mengenakan topeng Guy Fawkes, yang menjadi simbol perlawanan terhadap kondisi politik saat ini. Mereka juga turut membentangkan poster dan spanduk tolak politik dinasti.
“Politik dinasti adalah bentuk nepotisme yang merugikan demokrasi dan HAM. Kami menolak praktik ini dan mendesak pemerintah untuk menyelesaikan kasus-kasus HAM yang belum terselesaikan,” kata Reski Demas Pawai, penanggung jawab acara Festival HAM.
Mimbar demokrasi itu juga diisi sejumlah akademisi dari Universitas Mulawarman. Salah seorang akademisi menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM yang dikerjakan oleh pemerintahan selama sepuluh tahun terakhir.
Menurut Komnas HAM, ada 3.091 pengaduan dari masyarakat terkait dugaan pelanggaran HAM pada 2022. Jumlah itu meningkat 13,26% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 2.729 pengaduan.
Kondisi HAM sepanjang periode Jokowi-Maa’ruf, menjadi cukup suram karena kebebasan sipil menyusut, budaya kekerasan impunitas terutama di Papua dan Papua Barat, serta keputusan dalam membentuk tim penyelesaian kasus dan pelanggaran HAM masa lalu, hingga pengesahan KUHP yang bukan hanya membuktikan negara tidak serius melindungi HAM di dalam negeri, juga mencoreng wajah Indonesia di mata dunia dalam bidang pemajuan dan penghormatan HAM.