Peneliti memperkirakan, datangnya sampah botol tersebut bermula dari awak kapal yang membuangnya ke lautan.
Mereka mengidentifikasi sumber sampah plastik dari label yang masih melekat pada kemasan atau wadah.
Dilansir dari Science Daily, temuan soal sampah plastik di Indonesia didapat peneliti setelah mereka melakukan permodelan.
Mereka mengembangkan model beresolusi tinggi untuk melihat pergerakan sampah di lautan dunia.
Dalam studi, peneliti menyertakan berbagai indikator yang memengaruhi pergeakan sampah di lautan.
Di antaranya angin, ombak, arut laut, termasuk sampah plastik yang berasal dari perikanan, pesisir, ataupun sungai.
Dari permodelan tersebut, peneliti melakukan prakiraan akumulai sampah plastik di 27 wilayah di Seychelles dan Samudra Hindia bagian barat.
Masih dari sumber yang sama, ada pengaruh musim yang kuat dalam peningkatan akumulasi sampah plastik.
Sampah plastik dari darat dan laut kemungkinan terdampar di Seychelles pada akhir musim barat laut Peneliti mengatakan, jumlah sampah mencapai puncaknya pada Maret dan April.
"Akumulasi puing-puing plastik juga dapat diperkuat oleh peristiwa El Niño–Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD)," terang peneliti.