“Kami bekerja berdasarkan survei kesehatan Indonesia, dan harapan kami adalah angka ini bisa turun pada tahun 2024,” katanya optimis.
Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi perhatian utama pemerintah. Rusmadi mengingatkan bahwa penurunan angka stunting tidak bisa dilakukan secara instan, melainkan memerlukan waktu dan usaha berkelanjutan.
Ia mengungkapkan bahwa semua pemangku kepentingan, mulai dari tentara, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), birokrat, hingga pengusaha, diharapkan dapat berkontribusi dalam memberikan program makanan tambahan bagi anak-anak.
“Dengan dukungan semua pihak, kami yakin upaya ini bisa berjalan lebih efektif,” ujarnya.
Ia menjelaskan pentingnya edukasi tentang gizi seimbang dan kesehatan anak. Program-program pelatihan dan penyuluhan akan terus dilakukan dengan harapan masyarakat lebih paham mengenai pentingnya gizi yang baik bagi pertumbuhan anak.
“Kita harus bergerak bersama-sama agar anak-anak kita tumbuh dengan sehat,”tuturnya.