POJOKNEGERI.COM - Mantan Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur (Kaltim), Pradarma Rupang juga buka suara perihal kebijakan Samarinda Bebas Zona Tambang dalam diskusi publik 'Ngopi' Ngobrol Pintar yang digelar di Setiap Hari Coffee, Jalan Juanda Samarinda, Minggu (19/3/2023).
Dia jelaskan perihal Samarinda Bebas Tambang ini sebenarnya juga sudah pernah ditanyakan kepada sosok-sosok para calon Wali Kota Samarinda pada Januari 2020 lalu.
Saat itu, adalah agenda yang dilakukan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, suara-suara akan beranikah membuat Samarinda bebas tambang, sudah dikeluarkan Jatam. Dan kini, lebih dua tahun berselang, kebijakan Samarinda Bebas Zona Tambang itu akhirnya muncul.
"Ya kita sudah menchallenge, dan saat itu disambut para calon walikota, dan saat ini yang terpilih adalah Andi Harun dan dia menseriusinya," katanya.
"Artinya pantas kita memberikan satu apresiasi," ujarnya lagi.
Meski demikian, Rupang kritisi bahwa kebijakan Samarinda Bebas Zona Tambang itu, jangan sampai hanya berupa jargon-jargon saja, tanpa diikuti oleh detail teknis yang diberikan lengkap kepada publik, termasuk kepada teman-teman aktivis serta kalangan masyarakat sipil.
"Tapi dalam konteks, publik harus tahu peta jalannya (dalam RTRW) bukan hanya sebatas kempanye zona bebas tambang. Perbedaan antara Balikpapan dan Samarinda sangat jelas. Balikpapan belum pernah disentuh sama sekali oleh batu bara. Sementara Samarinda ini sudah porak poranda. Ada 349 lubang tambang, dan itu bukan pekerjaan mudah," katanya.
Rupang kemudian beri penegasan, mengapa batu bara tidak dijadikan sumber ekonomi suatu kota.
"Ekonomi batu bara ini ekonomi bunuh diri. Cepat datang tapi kerusakannya luar biasa. Dan beban keuangan daerah itu akan habis untuk memulihkan kerusakan dari industri ini. Yang saya lihat, industri ini akan habis di Samarinda, Karena dia tak berkelanjutan. Kalau mau selamat, tetapkan kota ini sebagai bebas tambang," ucapnya.
(redaksi)