POJOKNEGERI.COM - Seorang anggota TNI AL bernama Prada Sandi Darmawan meninggal dunia di Sorong Papua Barat.
Prada Sandi Darmawan diduga dianiaya oleh seniornya.
Prada Sandi bertugas di Yonif 11 Brigif 3 Pasmar 3, Kota Sorong.
Ia disebut meninggal di RSAL dr Oetojo, Kota Sorong pada Sabtu (16/7/2022).
Jenazah Sandi kemudian diterbangkan ke kampung halamannya di Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Jenazah pemuda 21 tahun itu diterima oleh sang ayah, Mukit dan kakak kandungnya, Fuji Linda Lestari pada Minggu (17/7/2022) malam.
Saat mengetahui anaknya meninggal, sang ayauh langsung syok. Bahkan Mukit mengamuk hingga tak sadarkan diri.
"Maklum kalau bapak mengamuk karena syok melihat adik yang sebelumnya sehat tiba-tiba datang mayatnya," ucap kakak kandung almarhum, Linda Fuji Lestari, Selasa (19/7/2022), dikutip dari Kompas.com
Keluarga belum terima otopsi
Fuji mengatakan pihak keluarga masih belum menerima hasil otopsi. Alasannya karena pihak rumah sakit belum mengeluarkan hasilnya.
Selain itu ia mengatakan pihak TNI AL meminta keluarga agar menahan diri untuk tidak melakukan tindakan apapun karena kasusnya saat ini sudah ditangani oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIV.
"Alasan dari pimpinan adik saya, hasil otopsi belum keluar dari rumah sakit sehingga hanya jenazah yang diserahkan ke keluarga," kata Fuji.
Menurutnya hasil otopsi akan digunakan Pomal untuk menyelidiki dugaan pengeroyokan oleh enam senior yang menewaskan Sandi.
"Katanya sudah ada 6 senior adik saya yang diduga menjadi pelaku pengeroyokan yang akan diselidiki. Bahkan foto keenam senior itu sudah ada di kami," ungkap Fuji.
Ia juga meyebut ada dua ponsel Sandi yang disita.
Dua ponsel tersebut sering digunakan Sandi untuk komunikasi dengan keluarga.
Selain itu ponsel tersebut terkoneksi dengan memerapa media sosial Sandi.
"HP Sandi ada dua. Satu disita Pomal dan satu lagi sudah ada di kami," terang Fuji.
Fuji mengatakan sebelum dimakamkan, kain kafan Sandi sempat dibuka dan pihak keluarga tak bisa mengenal wajah Sandi karena kondiisnya sudah bengkak.
Fuji berharap selama proses penyelidikan berlangsung, ada titik terang penyebab kematian adiknya. Sebab berdasarkan informasi dan foto yang diterimanya, kondisi tubuh Sandi penuh dengan luka mulai dari bagian dada hingga punggung.
"Keluarga kami sepakat untuk tidak melakukan tindakan hukum sebelum penyelidikan selesai. Kesepakatan ini terjalin antara kami dengan pimpinan TNI AL yang datang ke rumah kami," tandasnya.
Dituduh mencuri kartu ATM
Kasus penganiayaan yang dialami Sandi terjadi pada Kamis (7/7/2022). Saat itu korban diduga mencuri ATM milik rekannya yang tinggal satu barak di Kompi C Yonif 11 Mar Katapop.
Menurut Fuji, sang adik sempat berkomunikasi dengan dirinya pada Kamis (7/7/2022) pagi. Namun pada Kamis malam, Sandi tak bisa dihubungi. Fuji sempat mengirim pesna WhatsApp ke adiknya pada tanggal 8 hingga 10 Juli 2022.
Namun pesan WhatsApp tersebut tidak dibalas.
"Baru tanggal 11 ada komunikasi, tapi pakai nomor seniornya," ungkap Fuji.
Saat itu Fuji sempat curiga saat sang adik menelepon menggunakan bahasa Indonesia. Selama ini, menurut Fuji, adiknya berkomunikasi dengan keluarganya dengan bahasa maduta.
Selain itu menurut Fuji, suara adiknya tak seperti biasa. Bahkan ia sendiri tak bisa mengenali suara sang adik.
"Suaranya dalam sekali. Saya sampai tidak kenal. Di balik telepon, ada suara orang lain agar adik tidak pakai bahasa Madura dan HP nya dibilang rusak. Kami curiga adik saya sudah sakit, tapi ditutupi," tandasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan berbeda, Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus yang melibatkan anggota TNI.
"TNI berkomitmen terus mengawal sejumlah kasus yang melibatkan prajurit TNI, guna menegakkan keadilan berdasarkan hukum yang berlaku," kata Andika di chanel youtube Jenderal TNI Andika Perkasa.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)