Bagaimana dengan PDIP, sedari awal saya tetap memprediksi yang dimunculkan adalah paket Ganjar-Puan. Sedangkan koalisi Golkar, PPP, dan PAN (KIB) kemungkinan akan mengusung Airlangga Hartarto – Zulkifli Hasan atau Airlangga Hartarto- Suharso Manoarfa.
Sisa Nasdem, PKS dan Demokrat yang mungkin agak keribetan untuk menentukan capresnya, antara lain Anies-AHY, AHY-Anies, itu belum kita tahu siapa yang dijagokan oleh PKS. Karena PKS dipastikan juga akan mengusung figur.
Jika mappingnya demikian, maka pasangan capres dan cawapres ada 4 pasangan. Namun ketika Nasdem gundah gulana, mau tidak mau pasangan hanya ada 3, bisa Prabowo-Muhaimin, Ganjar-Puan, Airlangga-AHY.
Tapi akan ada skenario “mengunci” agar figur-figur yang dianggap “genit dan kepedean” copras-capres namun bukan kader partai. Jika demikian maka, kemungkinan hanya 2 pasang calon, Prabowo-Muhaimin dan Ganjar-Puan.
Maaf kalau saya agak beda dengan para lembaga-lembaga survei lainnya, yang bikin simulasi-simulasi. Kalau saya hanya pakai perkiraan-perkiraan dengan melihat apa yang terjadi hari ini.
Yang jelas, jika melihat fenomena saat ini, baru paket Prabowo-Muhaimin yang telah mengantongi tiket dan bisa dilihat utuh. Tinggal bagaimana koalisi ini tidak diacak-acak kaum “kleptokrasi,” alias para pembajak.
Ditulis oleh Sonny Majid, Pembelajar dari Lingkar Kaji Isu-Isu Strategis
(redaksi)