Sabtu, 18 Januari 2025

Nasional

Pemerintah Punya Proyek Pengganti LPG, Target 5,5 Juta Rumah

Kamis, 2 Januari 2025 17:39

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung

POJOKNEGERI.COM - Pemerintah tengah berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). 

Salah satunya, yakni melalui program jaringan distribusi gas bumi untuk pelanggan rumah tangga (jargas).

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, saat ini pihaknya terus menggencarkan program pengganti LPG tersebut, bahkan ditargetkan hingga tahun 2030 sebanyak 5,5 juta sambungan rumah (SR) sudah terkoneksi dengan jargas.

Yuliot menyebutkan, pihaknya kini mencari cara agar jargas bisa dibangun oleh swasta atau non-BUMN. 

Dengan demikian, target 5,5 juta sambungan rumah tangga bisa terealisasi.

"Jadi untuk 5,5 juta, kita lagi membuat perencanaan dalam implementasinya bisa dilaksanakan oleh badan usaha BUMN dan juga bisa dilaksanakan oleh badan usaha non-BUMN," kata Yuliot Tanjung dilansir dari CNBC

Namun untuk lokasi detailnya, menurutnya masih dikaji terlebih dahulu.

Dalam paparannya, dia menyebut, hingga September 2024 jargas telah tersambung pada lebih dari 1 juta sambungan rumah tangga.

Detailnya, Yuliot mengatakan, jargas menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah tersambung pada 703.000 SR, lalu ditambah dengan jargas tanpa dana APBN telah terpasang pada sebanyak 400.000 SR.

"Peningkatan pemanfaatan gas bumi pada sektor industri maupun rumah tangga melalui jargas. Sampai dengan September 2024, telah terpasang jargas APBN sebanyak 703 ribu SR, dan jargas non APBN sebanyak 400 ribu SR," ujarnya.

Dia menyebut, bila target 5,5 juta SR ini terwujud, maka Indonesia berpotensi menghemat anggaran subsidi LPG hingga Rp 5,6 triliun per tahun pada 2030 mendatang.

"Target pengembangan jargas tahun 2030 sebanyak 5,5 juta SR yang diharapkan dapat menurunkan impor LPG sebesar 550 KTPA dan menghemat subsidi sebesar kurang lebih Rp 5,6 triliun per tahun" tuturnya

Di sisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah tengah berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap LPG

Misalnya dengan memperluas jaringan gas rumah tangga (jargas) seperti di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

Bahlil mengungkapkan bahwa KITB didesain memiliki keunggulan dibanding kawasan industri lain, salah satunya jaringan gas yang terhubung langsung ke sumber gas.

Menurut dia, gas tersebut dipasok dari lapangan Jambangan Tiung Biru (JTB) Jawa Timur yang nantinya akan memenuhi kebutuhan di wilayah Batang, Cirebon, dan Semarang.

Di samping itu, keberadaan jargas ini tak hanya untuk memenuhi kebutuhan industri di KITB, tetapi juga untuk dapat dimanfaatkan untuk rumah tangga.

"Kalau dengan jargas ini terjadi, harganya jauh lebih murah dari LPG dan tidak ada lagi orang katakan kita susah gas, LPG 3 kg naik harga, ini pemerintah lagi desain gimana caranya agar saluran-saluran pipa ini bisa sampai ke rumah tangga," pungkasnya.

(*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
pojokhiburan