Kedua terkait dengan pemasukan daerah, di mana sistem manual yang digunakan dikhawatirkan tidak transparan dan tidak sesuai dengan realitas.
"Misalnya satu bulan itu kendaraan yang masuk jumlahnya 1.000, yang dilaporkan misalnya cuma 500, dan kita tidak bisa kroscek. Makanya kita dorong ke cash less, cash Less masih belum klir. Ini juga masih jadi catatan kita bahwa banyak masalahnya di pengelola mal," papar Rohim.
Oleh karena itu, dirinya menegaskan bahwa peninjauan ke Mal SCP bukan untuk dijadikan contoh, melainkan sebagai peringatan bagi pengelola parkir di mal lain.
Pengunjung berhak memprotes jika pengelola parkir tak memiliki izin.
"Semestinya mereka tidak memungut parkir, karena mesti dikelola oleh pihak lain yang berizin," tegas Rohim. (adv)