"Hampir dua tahun lamanya aktifitas seni, pagelaran dan pertunjukan berjalan dalam ruang virtual. Ruang yang terbuka untuk siapapun untuk terus berkarya dan mengelar karyanya. Ada keramaian namun juga ketidakseimbangan. Para seniman industry akan lebih mendapat banyak tempat karena memperoleh banyak dukungan termasuk dari industri ekstraksi yang mencari kesempatan membagi dana penebus dosa. Namun agen-agen seni tradisional dan merdeka mesti berjuang dalam senyap untuk menyiarkan eksistensinya," lanjutnya.
Terkait Mawar Bebas, pihak yang menjadi salah satu pengisi inti di acara pameran seni itu, diketahui adalah perupa dari Yogyakarta.
Mawar Bebas bergerilya dari kota ke kota untuk berkarya dan melakukan pagelaran karya rupa sebagai ekpresi dari apa yang dirasa oleh dirinya berhadapan dengan realita tempatan. Model gelarannya tentu berbeda dengan pameran atau expo-expo pada umumnya.
Mawar Bebas akan memilih ruang yang bebas dari tendensi atau dikotomi kepentingan politik maupun ekonomi praktis.
"Untuk itu bersama dengan Aksi Kamisan Kaltim, KBAM, Individu dan Kelompok Pro Demokrasi Lainnya, Mawar Bebas akan menyajikan pagelaran rupa sebagai bentuk kebebasan dari seorang seniman untuk menyampaiakan apa yang menjadi kegelisahan diri dan kegelisahan bersama," jelas Wan.
Hadir dan mampir di Samarinda sejak awal Desember 2021, Mawar Bebas sebelumnya melakukan aksi yang sama di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Seminggu menggoreskan kuas di medium kanvas, karya rupanya akan dipamerkan mulai awal minggu kedua bulan Desember ini.