POJOKNEGERI.COM - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam masalah.
Dua sosok menteri terdekat presiden Joko Widodo alias Jokowi terseret dalam pusara Pandora Papers.
Ya, Pandora Papers jadi sorotan publik Indonesia.
Kedua nama menteri presiden Joko Widodo alias Jokowi ada dalam daftar nama Pandora Papers.
Pandora Papers membongkar upaya para petinggi negara dunia untuk menghindari pajak dan merahasiakan harta dan kekayaan mereka.
Untuk diketahui Pandora Papers adalah laporan yang berisi hampir 12 juta catatan dari 14 perusahaan jasa keuangan tentang upaya penghindaran pajak dan rahasia kekayaan
International Consortium of Investigative Journalists menguak laporan bertajuk Pandora Papers.
Dalam hasil investigasi, dari kategori politisi, terdapat lebih dari 330 mantan politisi dan yang sekarang masih menjabat.
Raja Yordania Abdullah II, mantan PM Inggris Tony Blair, Perdana Menteri Republik Ceko Andrej Babis, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Presiden Ekuador Guillermo Lasso, serta orang-orang dekat Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dari kategori miliarder, ada nama pengusaha konstruksi asal Turki Erman IIicak, dan mantan CEO produsen sepatu Reynolds & Reynolds, Robert T. Brockman.
Yang mengejutkan, dua menteri pemerintahan Indonesia disebut dalam laporan ini yaitu, Airlangga Hartarto dan Luhut Binsar Pandjaitan.
Dilansir Kompas.com, Luhut Pandjaitan disebut sempat menjabat di salah satu perusahaan cangkang (shell company) yang terdaftar di Republik Panama.
Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Jodi Mahardi membenarkan bahwa Luhut sempat menjabat sebagai Direktur Utama/Ketua Perusahaan pada Petrocapital SA pada tahun 2007.
Sementara itu, jurnalis Majalah Tempo Raymundus Rikang mengatakan, Airlangga membantah beberapa temuan dan mengatakan tidak mengetahui adanya persoalan dua perusahaan dan tidak ada transaksi yang terjadi di perusahaan.
Kepala Negara Dunia yang Namanya Terseret
Pandora Papers membocorkan sekitar 12 juta file berupa dokumen, foto, dan email yang mengungkap harta tersembunyi, penggelapan pajak, serta kasus pencucian uang yang melibatkan orang terkaya dan berkuasa di dunia.
Lebih dari 600 jurnalis di 117 negara terlibat dalam proses pengolahan dokumen dari 14 sumber perusahaan keuangan berbeda selama berbulan-bulan.
Data tersebut diperoleh oleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional di Washington DC, dan telah bekerja dengan lebih dari 140 organisasi media untuk investigasi tersebut.
Dikutip dari laman resmi ICIJ, terdapat sekitar 330 politisi dan 130 miliarder yang ada dalam daftar Forbes yang namanya disebutkan dalam Pandora Papers.
Selain itu juga ada selebriti, pelaku tindak kejahatan penipuan, hingga gembong narkoba dan keluarga kerjaan serta pemimpin agama yang namanya juga disebutkan di dalam daftar tersebut.
ICIJ juga menyebut ada dua orang politisi asal Indonesia yang namanya masuk ke dalam 'Pandora Papers' namun tidak disebutkan jelas siapa nama dua orang politisi tersebut.
ICIJ berencana bakal merilis daftar lengkap perusahaan dan sosok yang terdapat dalam 'Pandora Papers' akhir tahun ini.
Beberapa nama yang hingga saat ini sudah dirilis di antaranya yakni Raja Yordania Abdullah II, Perdana Menteri Republik Ceko Andrej Babis, hingga Presiden Kenya Uhuru Kenyatta.
Mantan pempimpin negara yang masuk dalam daftar tersebut salah satunya adalah mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
Ada pula nama Perdana Menteri Uni Emirat Arab Mohammed bin Rashid Al Maktoum.
Berikut daftar nama-nama yang masuk ke dalam 'Pandora Papers':
Pemimpin Negara
Raja Yordania Abdullah II
Perdana Menteri Republik Ceko Andrej Babis
Presiden Gabon Ali Bongo
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta
Presiden Kongo Denis Sassou-Nguesso
Perdana Menteri Pantai Gading Patrick Achi
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati