Dalam menjawab keraguan terkait waktu selesainya, Wali Kota optimis bahwa proyek pasar pagi dapat rampung dalam setahun.
"Kontraktor yang melanggar akan mendapat sanksi. Meski tidak ada jaminan mutlak, pengalaman teknis menunjukkan bahwa proyek sejenis selalu selesai tepat waktu," tegasnya.
Ia menyebutkan pasar pagi bukan hanya milik Samarinda tetapi telah menjadi tempat belanja bagi masyarakat sejak awal berdirinya. Modernisasi pasar ini diharapkan tidak merubah semangat pedagang kecil.
"Fungsi konveksi dan grosir tetap berlaku, hanya bangunannya yang akan dimodernisasi," ucapnya.
Proyek ini diperkirakan memerlukan anggaran sekitar Rp 300 miliar, termasuk biaya fisik, elektrisitas, dan perencanaan. Untuk memastikan keselamatan, uji coba keselamatan akan dilakukan, dan Wali kota menegaskan bahwa semua aspek konstruksi akan mengikuti standar yang berlaku.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Marnabas menjelaskan langkah-langkah konkret terkait relokasi pedagang. Tim yang dipimpin oleh Asisten I, Ridwan Tassa, akan menangani pemindahan tidak hanya pasar pagi tetapi juga pasar subuh, pasar sungai, dan beberapa pasar lainnya.
"Kita memiliki tim yang akan memantau setelah relokasi, termasuk Satpol PP dan dishub. Pedagang yang dipindahkan harus mengikuti aturan, agar tidak ada yang berjualan di tempat lama setelah relokasi," ujar Marnabas.
Dalam menawarkan opsi lokasi relokasi, Marnabas memberikan beberapa pilihan kepada pedagang.