Ia mengungkapkan kedepan masyarakat tidak bisa terus-menerus mengandalkan tempat pembuangan akhir (TPA).
"Jika semua sampah dibuang di TPA, maka kita butuh lahan yang sangat luas, dan setiap beberapa tahun pasti akan muncul masalah baru seperti kekumuhan,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa TPA Bukit Pinang, yang selama ini menjadi tempat pembuangan utama, mulai akan ditutup secara bertahap. Sampah saat ini mulai dialihkan ke TPA Makroman di Sambutan. Namun, menurutnya, ini bukan solusi jangka panjang.
“Kita harus mulai mengolah sampah, bukan hanya membuangnya smpah itu bisa diubah menjadi bahan baku yang bernilai tinggi. Misalnya, ada teknologi yang bisa mengubah sampah plastik menjadi solar setingkat Dexlite, atau mengolah sampah menjadi listrik dan bahan baku untuk semen," ujarnya.
Ia mencontohkan teknologi lain yang bisa dimanfaatkan dari pengolahan sampah, seperti pembuatan paving block atau cofairin, bahan yang bisa digunakan dalam konstruksi.
"Pengurangan penimbunan sampah menjadi solusi penting untuk menjaga kelestarian lingkungan Samarinda dan mengurangi dampak negatif terhadap masyarakat," pungkasnya.
(*)