Sudarno secara terang-terangan juga menyayangkan sikap Ketua DPD Gerindra Kaltim, Andi Harun belum lama ini.
Respons Andi Harun soal kritik yang dilayangkan Rudy Masud kepada Gubernur Kaltim periode 2018-2023 dianggap Sudarno terlalu tendensius.
Untuk diketahui, Rudy Masud yang akrab disapa Harum menyebut jabatan Gubernur sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat untuk pembangunan di daerah sudah semestinya bisa mengupayakan yang terbaik bagi kepentingan masyarakat melalui lobi-lobi, bahkan ke Kementerian terkait.
Nah, belum lama ini Andi Harun merespons, mengapa ada bacagub Pilkada Kaltim 2024 yang terkesan merendahkan calon lain.
Andi Harun berharap agar semua kandidat Pilkada Kaltim 2024 bisa tampil dengan gagasan, bukan pamer dukungan partai apalagi harta yang tidak ada korelasi dengan kebutuhan masyarakat untuk menatap Pilkada Kaltim 2024.
"Kalau itu (statement Andi Harun) kita arahnya tahu, tetapi bernuansa negatif dan lumayan tendensius tentu kurang elok (pantas), walau tidak sebut nama," ujarnya.
Menurutnya, sebaiknya para elit menyelesaikan hal-hal negatif di level yang setara.
Karena kolaborasi lebih dibutuhkan ketimbang mencari-cari hal negatif dari masing-masing elit politik.
Apalagi, lanjut Sudarno, saat Pilkada Kaltim 2024 baik Golkar-Gerindra Kaltim sama-sama berjuang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Hal itu menurut Sudarno langka, setelah sebelumnya Golkar sendiri sempat terlibat peristiwa tak mengenakkan di Kota Samarinda, dimana kantor DPD II di Jalan Dahlia diambil alih Pemkot yang telah dipimpin oleh Andi Harun tahun 2021 lalu.