"Sedangkan untuk Kota Samarinda diestimasi juga mengalami kenaikan konsumsi BBM jenis gasoline mencapai 4,2% dari 517 KL menjadi 538 KL, BBM jenis gasoil sebesar 0,9% dari 162 KL menjadi 164 KL dan kenaikan konsumsi LPG 6,2% dari 120 MT menjadi 128 MT dari rata-rata normal harian,” ungkap Arya.
Arya menambahkan, khusus di beberapa wilayah jalur potensial (jalur toll, jalur wisata, jalur logistik), Pertamina juga menyiagakan SPBU di jalur padat kendaraan dan wisata sebanyak 85 SPBU yang tersebar di Kalimantan Timur sebanyak 22 SPBU.
Kalimantan Barat 15 SPBU, Kalimantan Tengah 12, Kalimantan Utara 5 SPBU dan Kalimantan Selatan 31 SPBU.
Seluruh SPBU siaga ini akan beroperasi selama 24 jam dan telah dilakukan build up stok sejak H-7. Serta Pertamina juga menyiagakan sebanyak 199 Agen LPG di seluruh wilayah Kalimantan. Khusus di Kota Samarinda ada 2 SPBU yang disiagakan 24 jam pada masa Nataru ini.
“Pertamina dalam masa satgas nataru ini juga meningkatkan pelayanan dengan menyiagakan 85 SPBU dan 199 Agen LPG guna memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tambah Ayra.
Sementara itu, untuk kuota dan stok BBM dan LPG serta Avtur di seluruh Kalimantan dalam keadaan aman dan Patra Niaga akan terus mengoptimalkan penyediaan stok tersebut. Terkait ketahanan stok rata-rata ketahanan stok antara 9 - 11 hari akumulatif.
"Kami berharap masyarakat tidak perlu panik akan kondisi stok BBM serta LPG. Di beberapa daerah di Kalimantan memang kerap terjadi keterlambatan pasokan bukan karena masalah kuota tapi lebih ke arah teknis. Contoh dari kendala teknis adalah distribusi saat di laut karena cuaca kurang baik sehingga butuh waktu tambahan untuk sandar atau distribusi darat yaitu mobil tangki yang menempuh jarak cukup jauh dengan kondisi jalan yang beragam," papar Arya.